*
*
***Happy reading***
*
*
Hari ini alia sudah begitu jenuh ingin bertemu dengan sahabat nya. Dia berencana ingin bertemu sahabat nya tasya. Dia ingin bercerita banyak pada sahabat nya itu. Dia pun akhir nya memberi pesan pada sahabat nya itu.
"Halo sya" pesan alia
Halo juga al" jawab alia
"Bagaimana kabar mu?" Tanya tasya
"Buruk sya, gimana kabar mu?" Jawab alia
"aku baik al, Buruk gimana? Bagaimana suami mu?"
"Ya begitu lah" jawab alia
"Bagaimana kondisi kandungan mu?" Tanya tasya
"Baik, Ketemuan yuk" ujar alia
"Ayuk, ketemu di mana?" Jawab tasya
"Aku ke apartemen mu saja ya?" Ujar Alia
"Kapan?" Tanya tasya
"Tahun depan" jawab Alia
"Hehehe, ya sudah jam berapa mau ke sini?" Tanya tasya
"Ya nanti aku mau pamit sama bos aku dulu. Nanti tak kabarin?"
"Kamu bilang sudah menikah tapi masih kerja, Yang benar saja? Di mana suami mu?" Tanya tasya
"Ada" jawab alia singkat
Alia enggan memberitahukan pada tasya jika Rafa adalah suami nya. Jika Tasya tahu pasti akan heboh. Terlebih Tasya pernah PKL di perusahaan nya.
"Sudah dulu ya Sya" Nanti ku kabarin kata Alia mengakhiri percakapan.
"Oke di tunggu"
****
Tasya geleng-geleng selepas menerima pesan dari sahabat nya itu.
"Al, al, gimana nasib kamu, kenapa jadi begini" batin tasya.
Drrrrrttt drrrrrrtt drrrrrrtt..
Suara getaran telepon membuat nya menoleh ke arah sumber getaran.
"Kak Stiven?, Ah iya aku bahkan sampai lupa hari ini ada janji dengan nya" batin Tasya
"Halo mas"
"Iya halo juga sya, nanti kita ketemu di lobby saja ya?"
"Maaf kak, mendadak Alia tadi menelpon dan mengajak ketemu, seperti nya penting"
"Oh ya sudah, toh kita bisa buat janji lain kali" ucap stiven.
"Oke mas, terima kasih ya pengertian nya"
"Oke nggak masalah, Salam ya buat Alia"
"Oke mas, nanti tasya sampaikan" kata tasya mengakhiri panggilan.
Tanpa sepengetahuan Alia, tasya tak sengaja bertemu tasya, dari pertemuan itu menjadi dekat satu sama lain. Kebaikan stiven dan ketampanan nya membuat tasya dengan mudah terpesona, sayang nya stiven masih sulit di dapatkan, untuk saat ini Tasya hanya bisa menikmati kedekatan itu saja tanpa berani berharap lebih.
Meskipun hingga saat ini status mereka masih berteman namun itu sudah membuat Tasya cukup bahagia untuk saat ini.
*****
Alia terlihat mondar mandir di kamar nya.
"Aku ingin bisa keluar dari rumah ini segera, aku baru melihat foto istri pertama nya masih di pajang saja begini sakit nya, apa lagi jika melihat nya dekat dengan wanita lain?" Batin nya.
"Aku ingin secepat nya kabur dari sini, aku nggak mau jatuh cinta dengan pria itu. Tapi ke mana aku harus pergi?" Batin alia.
Tok tok tok
"Mba Alia"
"Iya bi, ada apa bi?" Tanya alia dari balik pintu.
"Tadi tuan berpesan suruh sarapan dan minum susu" jawab bi inah.
"Oh iya, sebentar lagi saya akan keluar" jawab Alia
"Oke mba" jawab bi inah.
Setelah rapi dengan mengenakan gamis lengkap dengan hijab nya. Alia keluar dari kamar nya dengan membawa tas kecil beserta ponsel dan sebagian uang yang di berikan oleh Rafa untuk nya.
****
Alia berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Bi inah yang melihat Alia telah berpakaian rapi sedikit bertanya-tanya dalam hati nya.
"Mba Alia mau pergi ke mana?"
"Ke rumah tasya sahabat ku bi" jawab Alia
"Rumah nya di mana mba?" Tanya bi Inah.
"Di apartemen xx bi" kata Alia
"Tuan sudah tahu belum?" Tanya bi Inah.
"Nanti aku yang pamit bi" jawab Alia
"Tapi pasti bilang sama tuan ya mba? Bibi takut di salahkan" kata bi Inah sedikit khawatir.
"Iya bi" jawab
***** To be continue ****
.