*
*
*
***Hai jumpa lagi di chapter 33. Terima kasih masih setia membaca Beautiful Girl's Love..
*** happy reading ***
*
*
*
Alia akhir nya tertdur di pelukan tubuh kekar suami nya. Pelukan itu seakan jadi penenang dan memberikan kedamaian tersendiri pada dirinya.
Pagi hari nya, lagi-lagi alia mendapati suami tidak lagi berada di samping nya.
Untuk mengobati rasa penasaran nya Alia bangkit dari tidur nya lalu melangkah ke arah lemari. Alia mendorong cermin itu yang kemaren telah coba di dorong nya. Cermin pun terdorong sempurna ke sebuah kamar yang tidak asing bagi nya. Namun kamar itu tampak kosong, tidak terlihat sang suami berada di sana.
Ia begitu penasaran, dengan kamar suami nya itu. Ia pun dengan sangat berhati-hati terus masuk ke dalam nya lalu memperhatikan isi di dalam nya kamar tersebut. Selama bekerja di rumah itu bahkan alia baru sekali masuk ke kamar itu.
Kamar yang begitu luas, mungkin bisa tiga atau empat kali lipat kamar yang di tempati nya saat ini. Alia pernah masuk ke kamar itu saat membantu majikan nya itu dalam kondisi mabok. Sekilas ia teringat kembali saat suami nya itu menggagahi nya di kamar itu hingga meninggalkan luka yang cukup dalam bagi nya.
****
Alia mulai melihat sekeliling kamar itu. Alia menatap dinding di kamar itu. Ia melihat beberapa foto Rafa bersama dengan seorang wanita cantik, dan terlihat ada foto pengantin yang juga terpampang di sana.
Ceklek
Suara pintu kamar mandi terdengar di buka oleh seseorang.
Alia buru-buru keluar dari kamar itu dan masuk ke kamar nya sendiri.
Alia berusaha mengatur nafas nya yang tersengal-sengal setelah setengah berlari masuk ke dalam kamar nya. Dada nya serasa nyeri melihat foto itu. Ia begitu merasa rendah ,nggak berguna dan nggak percaya diri.
"Mana mungkin seorang babysitter bisa jadi nyonya" pikir Alia
"Seperti nya aku pernah melihat wanita dalam foto itu, tapi siapa dan di mana? Waktu aku masih bekerja di sini bahkan tak pernah merhatiin foto itu, haruskah aku bertanya pada bi inah?"
Batin nya
"Oh tidak-tidak, itu pasti mantan istri nya" batin alia
"Kamu bodoh al, kan sudah ada perjanjian untuk tidak mencampuri urusan mas rafa" batin Alia.
"Tapi kenapa rasa nya sangat sakit ya Allah, bagaimana jika dia benar-benar berhubungan dengan wanita lain?, Akan kah aku bisa melihat nya seolah tidak terjadi apa-apa?" Batin nya lagi
"Ya Allah tolong jaga lah hati dan perasaan ini.." Alia berdoa dalam hati nya.
Tak terasa air mata nya menetes dari sudut mata indah nya
"Ya tuhan kenapa rasa nya sesakit ini" alia menangis tanpa suara.
"Eits aku ingat, bukan kah dia wanita yang malam itu bersama mas Rafa di restoran? Ternyata mereka masih bersama dalam waktu yang belum lama"
"Ya Allah dada ku kenapa sesesak ini?."
Alia berjalan ke kamar mandi dan mengunci nya. Alia menumpahkan kesedihan nya di kamar mandi.
****
Pagi itu alia seakan kehilangan gairah nya untuk menjalani hari-hari nya di rumah itu. Harapan yang mulai tumbuh seakan sirna, kepedihan membayangi hari-hari nya. Ia berfikir Masa depan yang suram telah menanti nya depan mata.
Alia kembali menangis menyesali hidup nya, menyesali kehamilan nya sambil membelai perut nya yang sudah mulai membuncit .
****
Alia telah selesai mandi dan memakai pakaian lengkap.
Tok tok tok
"Suara ketukan pintu menghentikan aktifitas alia yang masih terus menangis.
"Ya, siapa?" Jawab alia
"Ini bi inah ndok"
"Ada apa bi?"
"Mba alia di minta turun. tuan rafa sudah menunggu di meja makan untuk sarapan" kata bi inah
"Saya sarapan nanti saja bi, masih kenyang" jawab alia dari balik pintu.
"Ya sudah kalau begitu" kata bi inah.
Bi inah lalu turun dan menemui tuan nya yang telah rapi menunggu Alia di meja makan.
"Mba alia masih kenyang kata nya tuan" kata bi inah
"Memang sudah makan apa dia jam segini masih kenyang?" Tanya rafa.
"Setahu bibi sih nggak makan apapun, mungkin bawaan bayi tuan lagi nggak nafsu makan" ujar bi inah.
"Owh ya sudah, nanti suruh dia makan, hari ini aku buru-buru. beri tahu Alia, aku pulang nya agak malam karena ada jadwal ke luar kota hari ini."
"Baik tuan" Jawab bi inah.
****
Di kamar nya. Alia merasa diri nya seperti wanita nggak berguna yang cuma di harapkan anak nya.
"Setelah anak ini lahir, bisa saja dia mencampakkan ku dan cuma mengambil anaku" batin nya
"Aduh alia alia, apa yang kamu pikirkan? Kasian anak mu ini?" Kata alia pada diri sendiri seraya membelai perut nya sendiri.
"Maafkan mama mu ya nak, kita akan tetap bersama walau apapun yang terjadi" kata alia bicara pada calon anak nya yang kini sedang di kandung nya.