*
*
*
Tidak seperti pasangan pengantin baru pada umum nya, Rafa dan Alia nampak canggung. Mereka bingung Mau mengatakan apa ketika mata mereka saling bertemu.
Wajah cantik alia memerah ketika pria tampan bermata biru itu memandang nya. Alia begitu salah tingkah, bagaikan sebuah mimpi wajah tampan itu kini telah menjadi suami nya.
Namun berbeda dengan alia, rafa kini tampak biasa saja dan kembali dingin setelah kedua orang tua nya pergi.
"Aku akan ke kamar pak, eh mas" kata alia mengawali pembicaraan.
"Hmmm.."
"Kalau butuh sesuatu minta sama bi inah"
"Ya mas"
Setelah kedua orang tua nya pergi. Sikap rafa kembali dingin seperti biasanya. membuat alia bingung harus berbuat apa. ia pun memilih kembali ke kamar nya.
Alia naik ke atas menaiki anak tangga satu persatu hingga sampai lah dia di depan pintu kamar itu lalu memasuki nya.
Rafa melihat punggung istri nya itu yang pelan tapi pasti menghilang dari pandangan nya.
"Ingat rafa, kamu harus berusaha ber sikap lembut pada nya, ini demi anak mu" rafa bicara pada diri sendiri.
Rafa duduk bersandar di sofa seraya memmejam kan mata nya, rasa lelah begitu menggerogoti tenaga nya. Namun ia mengingat pekerjaan nya yang beberapa hari ini di tunda nya..
Hmmmmm Huuuufftt...
Riafa menghirup nafas lalu membuang nafas nya..
****
"Bi inaaaah..." Rafa memanggil salah satu pelayan di rumah nya.
"Ya tuan", bi inah lari tergopoh-gopoh mendekati majikan nya itu.
Tolong kamu bawa kan satu gelas teh untuk ku, dan satu gelas susu ibu hamil untuk alia.
"Susu ibu hamil nya di mana tuan?"
"Oh iya, ada di mobil yang sekarang di bawa kefin. Ya sudah kamu buatkan teh saja dua"
"Baik tuan" jawab bi inah.
****
Rafa melangkah kan kaki nya menuju ke ruang kerja nya lalu menutup ruangan itu setelah menyalakan pendingin yang ada di ruangan tersebut.
Rafa membuka laptop nya dan melihat cctv yang telah di pasang di kamar alia. Tanpa sepengetahuan orang lain rafa telah memasang kamera pengintai di kamar alia
Tujuan nya ia cuma ingin memantau kegiatan wanita yang kini telah menjadi istri nya itu, yang juga sedang mengandung calon anak nya. Ia tidak ingin kejadian bunuh diri alia kembali ter ulang.
Namun di luar dugaan nya, alih-alih ingin memantau kegiatan alia dan takut alia berbuat di luar dugaan, justru Rafa malah di suguhi pemandangan yang begitu menggugah naluri kelelakian nya. yang bekerja secara otomatis tanpa di minta.
Fokus nya untuk bekerja terganggu karena melihat tubuh indah alia. Pusat nya mulai berdenyut tak menentu. Rafa tidak bisa menahan diri melihat sesuatu ke indahan yang luar biasa.
Rafa mendekat kan wajah nya ke laptop saat alia membuka pakaian terakhir yang di pakai nya, jemari nya menggeser mouse menggerakkan kursor sesuai dengan yang ingin di lihat nya. Memperbesar layar supaya lebih jelas. Menatap setiap inci kemolekan tubuh alia.dari mulai dada, paha dan berhenti di inti milik alia. Sesuatu menegang dalam diri nya tak terkendali. Terus di pandangi tubuh alia sampai ke perut yang terlihat masih rata tempat calon anak nya telah bersemayam di dalam nya. alia terlihat sedang mengelus perut nya sambil mengatakan sesuatu dengan sangat pelan dan tidak begitu jelas apa yang di katakan nya. Fokus nya melihat dada alia yang besar padat, sangat indah. tanpa pernah di sadari nya. Bahkan sebelum ini rafa pernah menyentuh nya saat di toilet restoran secara sadar. namun buru-buru dan baru kali ini
melihat nya secara jelas.
"Ternyata di balik baju muslim yang di kenakan nya selama ini tersimpan tubuh yang begitu mempesona dan sangat indah. Tidak sia-sia aku menikahi Nya"
Namun pemandangan yang sedang di nikmati nya itu sesaat itu terhenti, terlihat hanya ada kegelapan di sana.
Ohh...
Sial!
Siiittt,
"Seperti nya ia tanpa sengaja menutup cctv nya"
Tok tok tok..
Suara ketukan pintu membuyar kan konsentrasi nya rafa.
"Siapa?"
"Saya tuan, mau mengantar kan teh"
Tidak lama setelah itu bi inah pun masuk membawakan dua gelas teh hangat untuk nya. setelah rafa membuka pintu itu.
"Letak kan di meja bi, yang untuk alia biar aku yang akan mengantarkan ke kamar nya."
"Baik tuan, saya permisi tuan"
"Hmmm" jawab rafa
Bi inah pun keluar dari ruang kerja bos nya itu lalu menutup pintu ruangan itu.
Rafa tersenyum penuh arti lalu mengambil teh yang di berikan oleh bi inah dan meminum nya.
****To be continue****
Terima kasih telah setia membaca cerita beautiful girl's love. Jangan lupa berikan dukungan vote, komentar dan love.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya..
**** Terima kasih ****