"Rafa menepuk mama nya itu. ketika mama nya ter batuk-batuk. namun aktifitas terhenti ketika mamah nya itu tertawa terbahak- bahak menertawakan rafa.
"Mamah, nggak bisa berhenti apa ngetawain rafa"
"Kamu itu, duda tampan begini, bisa-bisa nya, di tolak babysitter.. sampai-sampai wanita yang sudah jelas hamil saja menolak di nikahi oleh mu" ejek mama nya.
"Buahaha"
"Mamah diam ah, nanti orang belakang mendengar, apa kata mereka"
"kamu kan bisa marahin nya kalau kamu jadi bahan ghibah mereka, bukan kah
Kamu biasa nya selalu marah- marah pada mereka?"
"Udah ah, jika mamah nggak mau berhenti mengejek Rafa, rafa akan meneruskan pekerjaan saja."
senyum anita mengembang melihat anak nya ngambek, sedang joni hanya senyum-senyum melihat tingkah ibu dan anak itu.
"Sini-sini, mama mau bicara, atau kamu sudah nggak butuh lagi doa restu mamah lagi?" ujar mama nya seraya menepuk sofa di samping nya.
rafa pun akhir nya mengikuti kemauan mama nya duduk di samping nya.
"Mamah dah dengar semua nya dari bi inah, kamu ini memang ya, dari dulu mamah sudah bilang jangan memikirkan ellena terus, lupakan dia."
"Mamah kenapa jadi membicarakan dia?, Rafa sudah tidak mau lagi bicara tentang nya"
"Kamu mabuk-mabukan terus karena dia, karena tidak bisa melupakan nya. akhir nya seperti ini. Kasian kan anak orang yang nggak berdosa kamu buat menderita. Di paksa menikah dengan kamu.."
"Babysitter berkelas, hahaha"
Mama nya masih tertawa nggak berhenti berhenti membayangkan exspresi anak nya yang galak saat di tolak oleh seorang babysitter.
"Sudah ah Rafa ke ruangan kerja dulu, banyak kerjaan yang tertunda, mamah tertawa lah sesuka mamah"
Anita menarik tangan Rafa ketika Rafa bangkit dari duduk nya dan akan berlalu meninggalkan nya.
"Di mana sosok tegas anak mama yang tampan ini?"
"Semua itu rafa lakukan demi calon anak rafa, mama kan tau, bagaimana rafa sejak dulu menyayangi anak- anak.."
"Apa kamu tidak mencintai gadis itu?"
"Rafa belum bisa jawab,byang pasti untuk saat ini yang terpenting alia dan bayi nya sehat" itu saja
"Maafkan mamah, mama tadi hanya bercanda,"
"Ya sudah kalau begitu, mama dan papa mau pamit pulang sekarang, di mana gadis itu? Mama telah merestui pernikahan kalian, buat kami sebagai orang tua yang penting kalian bahagia, ya kan pah?"
Joni yang merasa di sebut hanya tersenyum dan mengangguk pada istri nya itu seraya memberi jempol pada istri nya itu.
"Terima kasih mah, pah" rafa memeluk mama dan ayah nya erat.
"Sekali lagi Rafa minta maaf karena belum bisa jadi anak yang baik, anak yang bisa di banggakan buat kalian"
"Siapa bilang, kamu tetap anak terbaik bagi mama dan papa.." anita berkali-kali mencium kening anak nya itu.
"Mama tahu kamu masih mencintai ellena, mamah minta lupakan dia"
"Sudah lah mah, jangan bahas dia lagi"
"Baik lah kalau begitu, di mana alia sekarang?"
"Di kamar nya mah seperti yang rafa bilang tadi,"
"Baiklah mama akan menemui nya, mama dan ayah akan pulang setelah ini"
"Mama nggak makan malam di sini dulu?" Tanya Rafa
"Enggak, mamah ada tamu penting nanti malam, adik papa mu yang baru pulang dari luar negeri akan menginap di rumah.
"Oke, mama dan papa hati-hati."
"Ya sudah mamah mau ke sana" kata mamah nya seraya berjalan menuju tangga naik ke kamar alia.
****
Cekrekk...
Tanpa mengetuk pintu, pelan-pelan anita masuk ke kamar itu.
Alia yang saat itu sedang tiduran terkejut ketika ibu anita secara mengejutkan masuk ke kamar yang di tempati nya. Ia pun bangkit dari tidur nya menyambut ibu mertua nya itu.
"Ma maafkan saya nyonya," kata alia seraya membungkuk mengawali kata-kata nya melihat ibu anita.
"Saya yang minta maaf al atas nama anaku, maaf dia sudah membuat mu susah. mulai sekarang kamu panggil saya mamah saja"
"I i iya nyonya, maksud saya mamah" jawab alia dengan terbata-bata.
"Saya mau pamit pulang dulu ya, jaga diri kamu, jaga kesehatan kamu dan jaga kesehatan calon anak mu, calon cucu mamah" kata ibu anita
"I i iya mah, terima kasih" jawab alia seraya menyalami tangan mertua nya itu dan mencium punggung tangan mama mertua nya itu.
Alia merasa terharu mendengar kata-kata ibu mertua nya itu, tak terasa air mata nya kembali menetes, air mata kebahagiaan. Ia begitu bahagia karena sang mertua sangatlah baik pada nya.
"Terima kasih mah" suara alia bergetar dan tangis nya makin tak terkendali.
"Sudah-sudah jangan menangis lagi, kasian calon anaku" ujar Anita seraya memeluk menantu baru nya itu.
Alia pun terdiam, anita melepaskan pelukan nya dan mencium kening Alia.
Alia ikut melangkah mengikuti langkah ibu mertua nya dari belakang untuk mengantar kepergian ayah dan ibu mertua nya sampai ke halaman. Lambaian tangan dan senyuman di berikan oleh joni dan anita untuk Anak dan menantu nya itu.
Ada rasa bahagia di dalam lubuk hati yang terdalam yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata karena mertua nya akhir nya bisa menerima nya.
*** To be continue***