Seorang laki-laki paroh baya yang terlihat masih cukup tampan masuk ke kamar tersebut mendekati ibu anita dan memeluk nya dengan penuh kelembutan.
"Mah, jangan marah-marah terus, inget tujuan kita sebagai orang tua.. kita hanya meng ingin kan kebahagiaan anak kita, jangan sampai karena ke egois an kita membuat anak- anak kita tidak bahagia" kata joni pada istri nya.
Anita terdiam mendengar kata-kata suami nya itu. Ia menatap ke arah jendela, tatapan nya nanar entah ke mana.
"Ada baik nya kita sebagai orang tua lebih bijak dalam menghadapi anak kita, biar pun rafa bukan lah anak kandung ku, tapi aku sudah menyayangi nya seperti anaku sendiri, begitu pun juga kebahagiaan nya itu sangatlah penting buat ku" ujar joni
"Tapi rafa bisa dapat yang jauh lebih, bukan seorang babysitter" ujar anita.
"Memang apa yang salah dengan pekerjaan babysitter? Kan halal, jangan lah suka menilai orang lain dengan setatus sosial nya. Jika yang mama masalah kan adalah karena alia seorang babysitter, papa bahkan dulu nya lebih buruk dari itu" kata joni
Anita terdiam mendengar kata-kata sang suami nya.
"Jika Alia tidak pantas bersanding dengan rafa, papa bahkan lebih tidak pantas bersanding dengan mama" kata joni. ayah tiri rafa itu.
Joni terus memeluk istri nya itu. Seraya mencium rambut sang istri. Sifat joni yang lembut dan penyayang membuat anita merasa nyaman bersama suami yang baru menikahi nya beberapa tahun lalu itu.
"Biar bagaimana pun rafa sudah dewasa, sudah pernah menikah, pasti dia tahu apa yang dia lakukan. Dia pasti tahu mana yang terbaik untuk nya, bukan terbaik menurut kita"
Anita hanya terdiam tidak menjawab kata-kata suami nya itu.
"Dia pasti sudah banyak belajar dari kegagalan rumah tangga nya terdahulu, baik nya kita sebagai orang tua mendukung nya"
Ibu anita hanya terdiam mendengar kata-kata sang suami.
"Ini lah yang aku kagumi dari suami ku" kata ibu anita
"jika mamah sudah lebih tenang Ayo kita keluar temui alia, biar bagaimana pun dia akan melahirkan anak rafa, calon cucu kita"
"Aku butuh waktu" jawab anita
Anita mau tidak mau mengikuti suami nya keluar, anita telah menginginkan cucu sejak lama. Bahkan saat ellena masih menjadi istri rafa.
****
Alia telah masuk ke dalam kamar yang besar yang di siapkan untuk nya. Sesuai permintaan dan kesepakatan mereka akan tidur di kamar terpisah dengan suami nya itu. Bagi rafa yang terpenting saat ini adalah calon bayi nya.
Rafa telah menyuruh orang untuk mendekorasi kamar yang begitu cantik untuk alia. Namun itu tak ber arti apa pun untuk alia, perasaan nya benar-benar kacau saat ini. Ia hanya bisa pasrah dengan nasib nya. Bahkan kamar yang begitu indah, tidak sedikitpun membuat nya nyaman untuk saat ini.
"Entah apa yang akan terjadi dengan nasib nya ke depan nya" fikir nya.
Alia tiba-tiba berlari kedalam kamar mandi,
Hoeeekk Hoeeekk.
Alia memuntahkan isi perut nya. Rafa yang melihat alia muntah-muntah berusaha membantu nya menepuk-nepuk punggung nya.
Rafa yang tadi nya berencana akan keluar kamar mengurungkan niat nya melihat alia terus menerus muntah. Rafa lalu membimbing nya masuk ke kembali ke kamar setelah selesai dari kamar mandi. Dan membantu alia untuk duduk dan berasandar di ranjang kamar tersebut.
Rafa lalu duduk di sebelah nya dan memijit bahu alia yang masih mengenakan hijab.
Alia merasa sangat nyaman dengan pijitan itu, namun itu tidak bisa menghilang kan rasa gugup di hati alia. Selesai memijit rafa bangkit dari duduk nya bermaksud untuk keluar dari kamar tersebut
"Kamu nggak usah takut aku akan membentak mu, tinggal lah dengan baik di sini, kamu akan di temani bi inah" kata rafa seraya keluar meninggalkan alia di kamar nya.
****
Di ruang keluarga, nampak mamah nya dan ayah tiri nya sedang duduk bersama di sana. Tidak nampak lagi kekesalan di wajah anita sang mamah.
"Aku minta maaf mah, sebenar nya alia tidak bersalah. Rafa lah yang bersalah, rafa memaksanya saat kondisi tidak sadar."
Anita terdiam beberapa saat melihat putra nya. tidak terlihat ada kebohongan di sana mata putra nya itu.
Rafa berusaha menceritakan semua nya termasuk percobaan bunuh diri yang di lakukan alia.
"Kenapa kamu tidak jujur sama mama?"
"Karena rafa tidak ingin mamah banyak pikiran, tapi percaya lah, rafa tidak bermaksud membohongi mamah" ujar rafa jujur.
"Baik lah mamah memaafkan kamu kali ini, tapi tidak lain kali jangan berbuat seperti itu lagi" ujar anita.
"Dia mana dia sekarang?"
"Di kamar nya mah?"
"Di kamar nya?, Bagaimana bisa kalian suami istri tidur terpisah begitu?"
"Itu sudah jadi kesepakatan kami?" Ujar rafa
"Kesepakatan? Kesepakatan apa?"
"Alia awal nya menolak menikah dengan rafa mah" ujar rafa
"Buuuhhh.... Uhuk uhuk uhuk" Anita yang sedang minum langsung menyemburkan air nya dan terbatuk-batuk mendengar kata-kata anak nya itu.
"Hahahaha, bagaimana bisa seorang presiden direktur di tolak oleh babysitter? Benar-benar babysitter berkelas hahaha" ledek anita seraya tertawa terbahak.
Suami nya yang duduk di depan nya geleng-geleng kepala lihat tingkah istri nya itu.