Bohong jika ia tidak mengharapkan kedatangan Devan.
Bohong jika ia tidak mengharapkan bahwa semua yang dikatakan Nyonya Seira padanya adalah kebohongan belaka.
Bohong jika ia tidak mengharapkan bahwa foto-foto itu sebenarnya hanyalah manipulasi.
Namun mengingat fakta bahwa Byanca sedang mengandung anak Devan membuatnya sadar, bahwa semua harapannya itu hanyalah buah dari keegoisannya semata. Bukankah fakta itu juga semakin memperjelas statusnya di mata pria itu?
Bulir bening kembali lolos dari kelopak matanya, membasahi pipinya dengan patuh. Dalam keheningan malam, wanita itu memeluk lututnya sendiri di atas sebuah sofa.
Kali ini, ia kembali terluka oleh harapan dan kepercayaannya sendiri. Dan semua ini terjadi juga karena dirinya sendiri.
Perasaan sakit hati yang dirasakannya saat ini tidak ada campur tangan dari orang lain, termasuk Devan. Namun karena keputusan bodohnya untuk kembali membuka hatinya dan menaruh harapan kepada seseorang.