Chereads / Dandelion. / Chapter 28 - Bab 28. Kebaikan Nicho

Chapter 28 - Bab 28. Kebaikan Nicho

Melihat tawa Leo yang semakin menjadi, Devan meletakkan koran di tangannya dengan kasar ke meja lalu beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Hei, kamu mau kemana sepupuku?" teriak Leo ikut bengkit dari posisinya, namun langkahnya terhenti ketika melihat pria itu sudah memasuki ferrari hitamnya.

"Aku tahu, kamu sebenarnya menunggu gadis itu Devan," gumam Leo menghela napas kemudian kembali memasuki cafe.

Devan Atmadja, seorang pemimpin dari perusahaan D.a Corp, sejak lima tahun belakangan ini, pria itu sangat jarang tampil di depan public, membuat banyak orang perlahan-lahan melupakan keberadaannya. Hanya nama dan statusnya yang masih mengisi beberapa pencarian teratas di internet, semua itu karena pencapaiannya yang berhasil mendongkrak posisi D.a Corp ke urutan kedua perusahaan terbesar se-asia.

Dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya, saat ini Devan lebih suka menyendiri dan melakukan semuanya sendiri, sikapnya yang dulu dingin kini bertambah dingin. Bahkan dengan Ayah dan Ibunya sekalipun.

"Clarissa, apa jadwalku hari ini?" tanya Devan sesaat setelah sang sekretaris mengangkat telephone darinya.

"...."

"Kosongkan dan alihkan ke hari yang lainnya."

"...."

"Kirimkan lewat email saja."

"...."

"Ah iya, berkas di meja kerjaku biarkan saja. Jangan menyentuh apapun di sana," ucap Devan kemudian mengakhiri panggilannya.

Dan setelahnya, ia kemudian kembali melakukan panggilan ke nomor lain.

"Bagaimana? Apakah sudah ada perkembangan?"

"....."

Mendengar jawaban dari seberang telephone, Devan menghela napas kasar.

"Aku ingin beberapa orang dari kalian melakukan pengawasan di suatu tempat."

"...."

"Nanti aku kirimkan alamatnya, mereka hanya perlu berjaga di tempat itu saja, dan kabari aku secepatnya jika menemukan wanita yang sama dengan foto yang aku berikan pada kalian," ucap Devan.

"...."

"Lakukan hari ini juga," perintah Devan dan kemudian kembali mengakhiri panggilannya.

Entah mengapa, setelah mendengar Leo yang mengatakan Anna sudah menikah, rasanya ia tidak bisa menerima apalagi mempercayainya.

Terutama ketika mendengar bahwa wanita yang dicarinya selama ini memiliki anak.

Membanting stir mobil dan kemudian memutar arah, farrarri yang dikemudikannya melaju kencang.

Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu sehingga menghentikan mobilnya pada sebuah bar, padahal ini masih siang hari.

***

Saat ini Anna dan Nicho tengah duduk di ruangan tengah, bersantai sembari berbincang. Sedangkan Dave, anak itu sudah terlelap di pangkuan Anna.

"Berikan padaku, biarkan aku yang membawanya ke kamar," ucap Nicho ketika melihat Dave sudah terlelap di atas sofa dengan kepala yang berada di atas paha wanita itu.

Anna tidak merespon, namun Nicho tetap beranjak mendekatinya dan menggendong Dave kembali ke kamarnya.

"Terima kasih," ucap Anna sesaat setelah Nicho ingin beranjak menaiki anak tangga yang berada tepat di belakangnya.

Hingga saat ini, Anna merasa sangat tidak enak pada pria itu. Sudah lima tahun lamanya, Nicho yang merupakan orang asing dan sama sekali tidak ia kenali sebelumnya selalu membantunya hingga saat ini, berada di dekatnya dan bahkan juga memenuhi semua kebutuhannya.

Hanya satu alasan, ia mengingatkan pria itu dengan istrinya yang meninggal dalam kecelakaan mobil dua tahun sebelum pertemuannya dengan Anna.

Ya, Nicho adalah seorang duda berusia sekitar 32 tahun, ia juga merupakan seorang pemimpin pada perusahaan yang baru seumuran jagung. Tidak terlalu besar, namun sudah lebih dari cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya. Ia juga merupakan anak tunggal, sedangkan kedua orang tuanya? Ayah dan Ibunya bercerai, hingga saat ini ia tidak mengetahui dimana kedua orang tuanya berada.

Lima tahun yang lalu, menggunakan uang pemberian Devan padanya, Anna berhasil melunasi semua hutang-hutangnya.

Sebenarnya Anna sudah menolak mengambil uang bernilai seratus juta itu, hanya saja karena kejadian malam itu, ia terpaksa melakukannya.

Ya dengan dalih bahwa suatu saat ia akan mengembalikannya jika sudah mendapatkan pekerjaan yang baru. Sebab dengan perasaan dan keadaan yang sangat kacau, sangat sulit baginya untuk mendapatkan perkerjaan.

Namun hal tak terduga terjadi dan semakin membuat hidupnya berantakan, ketika baru saja mendapatkan pekerjaan baru, kenyataan pahit kembali menyapanya, Anna hamil.

Hingga beberapa bulan kemudian, Anna dipecat karena sang atasan mengetahui bahwa ia tengah mengandung sebab hal itu sudah melanggar peraturan tempatnya bekerja.

Sejak saat itu, Anna semakin kesulitan mencari pekerjaan karena perutnya yang sudah mulai membesar, meski demikian ia tetap melakukannya demi kelangsungan hidupnya setelah melahirkan nanti.

Hingga suatu waktu, karena kelelahan ia pingsan di tengah jalan dan setelah sadar, Anna menemukan dirinya berada di sebuah kamar rumah sakit dengan tangan diinfus.

Saat itu, Nicho sudah ada di sana. Ya, pria itu yang menyelamatkan Anna dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah mengetahui bahwa Anna hanya hidup seorang diri tanpa kerabat, dengan kondisinya yang tengah hamil besar, ia menawarkan gadis itu untuk tinggal di rumahnya.

Anna sudah menolak, namun Nicho tetap memaksanya. Hingga Anna tidak punya pilihan lain lagi. Mungkin Nicho adalah salah satu orang baik yang dikirimkan Tuhan padanya.

Ia tahu jelas siapa Ayah dari anak yang sedang di kandungnya. Hanya saja, Anna tidak memberi tahu pria itu apalagi meminta pertanggung jawaban darinya sebab dengan keadaannya yang sangat lusuh dan juga miskin, siapa pria yang menginginkannya?

Ia tidak memiliki apapun yang bisa dibanggakan. Sedangkan Ayah dari anaknya sendiri memiliki segalanya, harta, ketampanan dan segala hal yang diimpikan oleh semua orang di dunia ini.

Jika Anna mengatakannya pada pria itu, ia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri atau mungkin saja akan dituduh menggunakan kehamilannya agar bisa hidup enak dan menguasai semua harta pria itu.

Anna tidak menginginkan hal itu terjadi, dan memilih untuk menanggungnya sendiri.

Semua itu karena perbedaan besar yang ia miliki dengan pria itu.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" sebuah suara tiba-tiba membuyarkan lamunan Anna.

Gadis itu menoleh dan mendapati Nicho sudah berada di belakangnya.

"Terima kasih, Nicho."

"Tak perlu berterima kasih, aku hanya membawa Dave ke kamarnya. Aku kasihan melihatnya tidur di sofa."

"Aku akan tetap berterima kasih, aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas semua kebaikanmu padaku," ucap Anna kembali memalingkan pandangannya ke arah tv yang sedang menyala.

"Kamu ingin membalas kebaikanku?" Nicho ikut mendaratkan tubuhnya di sebelah Anna.

"Aku sangat ingin. Tapi dengan keadaanku yang sekarang, aku bahkan tidak memiliki uang sepeserpun, juga tak memiliki sesuatu yang berharga," balas Anna.

"Bagaimana jika menikah saja denganku?"

Seketika tubuh Anna menegang, ia memang sudah tinggal serumah pria itu dalam waktu lama, bahkan Nicho juga ikut mengurus segala sesuatunya ketika ia harus menjalani operasi caesar, dan setelah kelahiran putranya pun pria itu selalu membantunya, memenuhi kebutuhannya bahkan menuruti segala keinginanya. Meski demikian ia tidak memiliki perasaan apapun pada pria itu.

"Ka-kamu serius?" gagap Anna.

Melihat respon Anna, Nicho tertawa renyah. "Tenang saja, aku hanya bercanda," ucap pria itu kemudian menggosok-gosok rambut Anna.

Seketika helaan napas lega terdengar lolos dari bibir Anna, dan hal itu semakin membuat Nicho menertawainya.

"Tak perlu merasa sungkan, juga tak perlu berterima kasih, semua ini aku lakukan dengan ikhlas. Jangan pernah berpikir untuk membalasnya, Anna," ucap Nicho tepat setelah tawanya reda.

"Ayah Dave, kapan kamu akan menceritakannya padaku? Aku mungkin bisa membantumu mencarinya," tambahnya lagi.

"Dia sudah mati, tak perlu lagi mencarinya," balas Anna singkat, terdengar sangat jelas bahwa wanita itu sangat enggan membahasnya.

Malam itu adalah kesalahan, namun berdampak besar pada kehidupannya.