Ada keheningan di ruang kerja.
Pria itu duduk di kursi kayu yang besar dan sederhana, diam-diam memperhatikan pemuda yang berdiri tegak di tengah ruang kerja.
Wajah pemuda itu penuh dengan ekspresi keras kepala dan keengganan, seperti anak serigala liar, hanya ada satu cara untuk menjinakkan orang seperti itu, dan itu adalah menjadi lebih kuat darinya.
Kalau tidak, bahkan meski dia mati, pemuda itu takkan pernah menyerah.
Dia tidak tahu berapa lama, pria yang duduk di kursi itu akhirnya berkata, "Apa kamu punya pendapat tentang bagaimana aku memilih pacarku?" Mata Toni membelalak ketika mendengar ini, tentu saja dia punya!!!
"Jangan berani." Pria muda itu bergumam.
"Jangan berani?" Suara rendah pria itu mengandung dominansi yang luar biasa.
Pemuda itu menggertakkan giginya untuk waktu yang lama, tetapi bagaimanapun juga dia tidak bisa menahan, "Ya, saya punya pendapat! Tuan muda, saya tidak mengerti. Kenapa tuan muda memilih pacar seperti Hani?"
