Saat ini, Jerry sedang terbaring di bawah kakinya, menyaksikan gadis mungil itu menghabisi semua bawahannya sendirian, lalu menembak tangan Makrus tanpa berkedip, membuat punggungnya berkeringat. Sambil mendengus, Jerry menelan ludah dengan ngeri dan mencoba merangkak ke samping sedikit demi sedikit. Kurang dari satu langkah setelah merangkak keluar, rasa sakit yang menusuk datang dari tulang tangannya.
"Aw—" Jerry berguling kesakitan.
Senyuman tipis tergantung di sudut mulut gadis itu, salah satu kakinya dengan santai menginjak tulang tangan lelaki yang patah itu, dan dia mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat. Bibirnya yang dibasahi anggur merah sehalus mawar yang berlumuran darah, dan suaranya yang halus terdengar di telinga pria itu, "Bagaimana? Apa itu mengasyikkan atau menjengkelkan sekarang?"
