Ameri ingat ada yang bilang jika hujan pertama mampu menyejukkan hingga ke relung hati terdalam. Namun, apa masih ada yang mampu menyejukkan hatinya kini. Lalu, apa ada juga yang mampu menempati ruang kosong di hati Ameri yang sebelumnya terisi oleh Xafier dan Lizen?
"Kau hujan-hujanan hanya untuk menyamarkan jejak air matamu, begitu heum?"
Ameri terkejut, ia sontak membuka mata lebar-lebar. Didapatinya anaknya Lizen berdiri di depan, sambil menutupi kepala Ameri dengan kedua telapak tangan.
"Dia lelaki br*ngs*k, Bocah. Tapi, kenapa aku tak mampu membencinya. Rasa rindu ini kerap kali menyiksaku. Dia benar-benar br*ngs*k!"
Bahu Ameri bergetar, ia mati-matian menahan air matanya agar tak jatuh. Bayangan tentang Lizen menguasai benaknya.