Saat ini sudah menunjukkan pukul 10 malam waktu setempat.
Kevin, Jaya dan Joon masih dalam perjalanan pulang ke rumah mereka. Kevin yang duduk di belakang kemudi seperti sebelumnya. Jaya duduk di jok belakang. Ia menidurkan kepala Joon di pangkuannya.
"Kak Kevin, aku begitu khawatir. Kenapa Joon belum juga terbangun, ya?" lirih Jaya. Ia sembari mengelus pelan kening Joon. Kecemasan masih terlihat jelas pada raut mukanya.
"Jewer saja telinganya, Jay! Pasti langsung bangun," ucap Kevin santai sembari melihat putra dan adiknya dari spion atas. Ada sunggingan terpatri dari bibir seksinya.
Jaya belum mengerti sepenuhnya apa maksud perkataan kakaknya, tapi tak ada salahnya dia mencoba saran dari Kevin. Jaya menjewer telinga Joon dengan begitu kencang.
"Aww ... sakit, Pa!" Joon bangun gelagapan. Ia mengeluh sambil memegangi telinganya yang memerah.
Joon mendongak ke arah sosok yang menjewernya. Ia terbelalak mengetahui sosok yang menjadikan pahanya sebagai bantal untuk Joon itu.