Ameri mengibarkan gaun hitamnya dan menjatuhkan kedua lututnya di tanah berpaving. Ameri duduk bersimpuh dengan kedua tangan mengepal di atas paha. Ameri memasang wajah serius sambil berucap, "Lord Perdien Lizen, tolong bawa saya bersama Anda!"
"Heeehhh??!!" Joon dan Jaya memekik bersamaan. Mereka saling melempar pandang. Setelah itu, sama-sama melihat ke arah Ameri yang kini masih bersimpuh di tanah berpaving.
Jaya langsung membalik tubuh Joon untuk menghadapnya, dan membelakangi Ameri. Jaya menutupi kedua telinga Joon dengan telapak tangannya.
"Jangan dengarkan apa pun setelah ini, Joon!!" perintah Jaya. Tangannya masih menekan kedua telinga Joon.
"Aakkhh ... jangan kencang-kencang, Ayah! Telingaku sakit!" keluh Joon, tapi sama sekali tidak mengendorkan tekanan telapak tangan Jaya pada telinga Joon.