"Siapa sebenarnya yang menerorku, Joon? Apa jangan-jangan ada orang mesum yang menyelinap ke kamarku ini lagi!" tebak Gilang. Ia belum bisa menyimpulkan apa pun saat ini. Semua ucapan Joon terdengar sangat menyakinkan sejak tadi. Jadi, Gilang akan coba mempercayai ucapan sahabatnya itu.
"Kemungkinannya ada beberapa. Kau kecapekkan sampai berhalusinasi yang aneh-aneh. Atau kau memiliki seorang penguntit yang bahkan orang itu menguntitmu hingga sampai rumah."
"Memang setampan apa aku sampai ada penguntit yang rela menyusup segala, heh?!" Gilang sadar diri. Meski ia kaya, tapi ia terlahir tidak terlalu tampan. Sangat jauh berbeda dengan Joon. Yang meski sedikit miskin, tapi ketampanannya hakiki.
Brak!!
Lemari Gilang terbuka sangat keras. Dari dalam lemari muncul sesosok gadis kuncir dua.