Ratu Iblis menepuk pundak Lizen, membuat Lizen sedikit tersentak. Sepertinya Lizen merasa merinding juga seperti halnya Joon dan Miryu.
"Sekarang, Lizen. Sudah waktunya untuk upacara terpentingnya. Ini adalah hadiah yang kubuat khusus untukmu, Putraku." Ratu Iblis berucap lembut.
Seorang wanita berambut indigo berjalan mendekat ke arah mereka. Dia membawa nampan berisi gelas yang terbuat dari emas. Ada cairan merah di dalam gelas yang terlihat mahal itu.
[ "I-itu darah, Mir?!" Joon memekik, tertahan. Ia berusaha memelankan suaranya sekecil mungkin, tapi sepertinya tidak bisa. Ia sudah terbiasa berteriak-teriak. Untung saja Ratu Celaina bersama mereka dalam perjalanan waktu ini. Jika tidak, Joon dan Miryu pasti sudah tertangkap oleh nenek mereka sendiri.
"Bukan, Joon. Itu yang namanya 'jiwa manusia'. Bukankah saat 'upacara kedewasaan' mu kemarin, Nana juga memberikannya untukmu, ya?"
"Benar, Mir. Tapi, kurasa berbeda. Bibi Kecil Nana hanya mengembuskan seperti udara begitu."