"Joon, bangun! Katanya tadi suruh bangunin kalau sudah sampai rumah?"
Joon bangun gelagapan, ketika mendengar panggilan itu. Joon melihat sekeliling. Ia masih berada di mobil bersama Kenichi saat ini.
Joon mengembuskan napas lega. Ia mengambil air mineral yang terletak di dekat rem tangan. Ia menghabiskan air mineral sebotol dalam sekali tenggak. Napas Joon masih terengah saat ini.
"Kamu habis tidur atau habis lari maraton sih, Joon? Kenapa ngos-ngosan begitu, huh?" Kenichi bertanya, saat melihat keringat keponakannya bercucuran di seluruh tubuh Joon.
"Sial! Joon mimpi buruk, Dad. Masak Joon ketemu sama lelaki yang mirip Joon, coba?"
Kenichi terlihat syok. Ia bahkan menutup mulutnya yang menganga saat ini.
"Jangan-jangan ... itu doppelganger-mu lagi, Joon?"
Joon mengernyit. Ia tidak paham apa yang diucapkan daddy-nya baru saja.
"Dop apa, Dad? Itu ... dop bohlam lampu, ya?"
Kenichi langsung menoyor kepala keponakannya, yang masih diperban itu.
"Bohlam lampu mbahmu, Joon!"