"Tidak boleh! Ayah tidak akan mengizinkan orang Jepang itu tinggal di rumah kita!" Jaya menyela. Ia menarik lengan Joon dan merangkul putranya itu. Jaya tidak akan membiarkan Joon dekat-dekat dengan orang Jepang itu.
"Tapi ... ayah~~!"
"Tidak ada tapi-tapian! Ayah tidak ingin seatap dengan orang Jepang itu di rumah kita."
"Mana yang kau sebut rumahmu, hah?!" sergah Takeyuki. "Jika kau lupa, aku yang membeli rumah itu, Jay. Lagipula, sertifikat rumah itu atas namaku sekarang," sambung Takeyuki.
"Tidak perlu kau ingatkan itu, Tek! Aku janji akan mengangsurnya."
"Tidak usah! Aku tidak perlu uang recehan darimu."
Nah, sepertinya sifat congkak keturunan Akiyama ini mulai berulah.
Di saat seperti ini, Joon hanya dapat mengusap wajah, kasar. Sepertinya, ia harus membuang jauh-jauh keinginannya untuk menyatukan keempat orang tuanya. Itu semua sangat mustahil.
"Meski aku hanya punya uang receh, tapi aku mampu membesarkan anakmu dengan uang recehku ini, Tek! Jangan lupakan hal itu!"