Ceklek!
Pintu kamar Nana terbuka. Takeyuki berdiri di sisi pintu dengan napas menderu. Sepertinya, ia mendengar percakapan Akiyama Suguru dan Nana sejak tadi.
Kakek Suguru bangkit dari duduk bersimpuh. Ia melangkah ke arah Takeyuki. Ia berjalan perlahan agar pecahan beling yang memenuhi ruangan ini, tidak terinjak olehnya.
Kakek Suguru berdiri satu langkah dari Takeyuki. Tangan tuanya terkatup di depan dada.
"Maafkan ayah, Takeyuki!"
"Sudah terlambat, Ayah. Kepala polisi Panji bersama Detektif Rei sudah menunggu ayah di bawah," ucap Takeyuki, singkat. Ia berlalu begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu.
Takeyuki kembali ke kamarnya, melanjutkan kegiatannya tadi yaitu melamun.
Kakek Suguru menoleh ke arah Nana. Namun, Nana malah mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Tak sudi melihat lelaki tua yang menjadi dalang kecelakaan naas itu.
