Joon menendang kaki kursi yang berada di depannya, tapi itu tidak menggoyangkan tubuh Takeyuki sama sekali.
Takeyuki malah semakin lahap memakan baksonya, tanpa mempedulikan bunyi keroncongan dari perut Joon.
Takeyuki menusuk butir bakso terakhir menggunakan garpu dan mengangkatnya di udara.
"Ini adalah bakso terakhirku," gumamnya.
"Tunggu!" Joon merebut garpu dari tangan Takeyuki dan memakan butir bakso yang katanya terakhir itu.
Joon mengunyah bakso itu dengan pelan, menikmati setiap gigitan. Ia tidak rela bakso itu menghilang begitu saja dan masuk ke kerongkongannya. Joon mengacungkan garpunya ke arah Takeyuki.
"Lagi!" sungut Joon. Sepertinya ia sudah tidak merajuk lagi pada Takeyuki. Ternyata harga diri Joon hanya seharga satu butir bakso.
Takeyuki menampilkan ekspresi menyesal. Ia menautkan alis dan menunjukkan mangkuk yang hanya tersisa kuah di sana.
"Kau telat! Baksonya sudah habis. Bagaimana?"