Rose and sunset
Kim hanlong sedang menyiram tanaman di salah satu taman yang ada di istana, ia sedang memikirkan sesuatu hingga pada saat rombongan sang raja datang ia bahkan tidak menyadarinya.
"apa yang sedang kau pikirkan wahai panglimaku?" sapa sang raja dengan suara nyaring.
"yang mulia, maafkan hamba!" hanlong memekik kaget kemudian membungkuk.
"sudah cukup, cukup. Kau tidak perlu seformal itu denganku" setelah raja berkata demikian, maka kim hanlong pun berdiri.
"hari yang cerah bukan? Maukah kau berjalan-jalan denganku sebentar?" Tanya sang raja. Ia seolah-olah paham apa yang sedang di pikirkan oleh mantan panglimanya itu.
"aku sudah mendengar tentang perbuatan putra kita, jujur, aku turut menyesal karena putraku bisa-bisanya berbuat hal yang buruk. Akan tetapi, bukan berarti dia bebas dari hukuman dan untuk putramu, aku juga sedikit kecewa. Untuk ke depannya kuharapkan mereka bisa berlaku lebih jujur dan akan menghargai jasa-jasamu di istana ini"
"terimakasih yang mulia. Aku sangat berterimakasih atas perhatianmu. Jujur saja, aku juga kecewa dengan perbuatan anakku. Tapi mau bagaimana lagi mereka harus mendapatkan hukuman. Kurasa hukuman yang tidak akan mereka lupakan sampai kapanpun" ujar paman hanlong.
Sang raja menatap risau ke arah sahabatnya, "sahabatku, aku tidak berharap bahwa hukuman mereka nanti akan bisa membahayakan nyawa" Tanya sang raja.
"tidak perlu khawatir yang mulia, aku berencana memasukkan ke pertandingan panahan yang akan segera dihelatkan bulan ini" jawab kim hanlong.
"apa katamu? Tapi mereka kan pria, kalau memasukkan mereka ke dalam pertandingan panahan musim semi ini maka ada beberapa peraturan yang harus kita sepakati tentunya karena kalau mengingat lagi, pertandingan panahan ini bisa diikuti pria di tahun berikutnya"
"benar yang mulia, hal semacam itu juga sudah kupikirkan. Aku sudah bertemu beberapa penilai dan mencoba mengajak mereka berdiskusi tentang pendapatku. Mayoritas dari mereka menyatakan setuju" jelas kim hanlong.
"baguslah kalau begitu, berarti hyunsang harus berlatih panahan lagi. Oh iya, bagaimana dengan putramu? Aku kira dia sangat pandai memanah?" Tanya yang mulia.
Kim hanlong merasakan angin dingin menggigit tengkuk lehernya, yang dimaksud sang raja pasti hansung yang asli, bukan hansung yang diperankan oleh wonbi. Hansung tentu sudah matang dalam mempelajari bela diri panahan, berbeda dengan wonbi, ia masih berada di tahap awal. "aku harap, disini ada yang mau membantunya belajar panahan secara sukarela" kata hanlong dalam hati.
# # #
Penjaga itu hanya menatap hansung, bahkan ketika hyunsang sedang berbicara pun sorot matanya tak bisa beralih dari hansung. Seolah-olah dalam batinnya berkata, aku tidak salah lihat kan?.
Baru setelah hansung mengucapkan terimakasih penjaga itu kembali pada buku bacaannya. Hansung menyadari arti tatapan dari penjaga buku tadi, "setelah hyunsang pergi aku harus meminta pertolongannya agar tidak membuka identitas asliku" kata hansung dalam hati.
"kau tahu buku yang dimaksud pelatih shin?" Tanya hyunsang.
"tentu, aku paham, ayo kita telusuri terlebih dahulu" kata hansung.
Mereka pun berpencar, hansung mencoba mencari dari sisi kanan sedangkan hyunsang mencarinya dari sisi kiri. Namun, ketika sampai di rak ilmu kedokteran ia berhenti sejenak, ia melihat satu buah buku tebal yang pernah ia sentuh ketika ia berkunjung ke kota bersama paman dan hansung. Ia pun membayangkan masa-masa indah hidupnya bersama hansung dulu, namun sekarang hansung sudah tenang di tempat barunya, "aku harap dia tidak melupakanku dan bersenang-senang disana" ucap wonbi sambil meletakan buku itu kembali ke raknya.
Di sampingnya sudah berdiri hyunsang yang sedang menggenggam sebuah buku besar, "dia siapa?" katanya penuh interogasi. "bukan urusanmu!" jawab hansung sambil berlalu dan melewati hyunsang begitu saja.
"permisi tuan" sapa hansung kepada penjaga buku tersebut.
"jujur, aku sangat menyukai tempat kerjamu ini. Karena aku adalah orang yang suka membaca, akan tetapi melihat tempat ini berdebu dan bukunya kurang tertata rapi jadi… ehm, kau tahu kan maksudku? Ya menurutmu apa kau tidak memerlukan seorang bawahan untuk kau pekerjakan disini?" Tanya hansung.
Dalam sepersekian detik, penjaga buku tadi hanya menatap hansung tanpa berkata sedikitpun, "jika ada yang mau menjadi pekerjaku untuk membersihkan tempat ini silakan, soalnya terkadang kehidupanku sibuk sekali. Jadi, aku tidak sempat membersihkannya" kata penjaga tersebut.
"aku mau menjadi penjagamu tuan, sungguh. Aku mau, aku akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Terimakasih" kata hansung kemudian langsung keluar.
Setelah di luar, ia merasa mendapat sebuah atmosfer baru. Ia akan menjalani kehidupan yang tidak membosankan lagi. "kau mau bekerja disini? Apa kau punya waktu untuk sekolah dan bekerja?" Tanya hyunsang.
"tentu saja ada, kau pikir aku tidak memikirkan hal itu lagi?" Tanya hansung. "oh iya, sudah kau bayar kan bukunya?"
"aku bilang atas perintah pelatih shin dan penjaga itu tidak meminta uangku" jelas hyunsang.
"oh, begitu. Ya baguslah" hansung langsung pergi bergabung dengan hiruk pikuk pasar kota. Hyunsang pun mengejarnya.
# # #
Di bagian kementerian pertahanan, beberapa pegawai istana dikumpulkan untuk mengadakan seleksi antar putri bangsawan yang akan ikut pertandingan. Sekitar 50 nama telah terdaftar untuk mengikuti pertandingan tersebut, untuk langkah pertama sebelum pertandingan diadakan sebuah seleksi.
Salah seorang pegawai yang berada di sebelah kanan menteri pertahanan berdiri, "selamat malam semuanya, hasil keputusan dari rapat mala mini adalah bahwa seleksi pertandingan ini hanya ada sekali saja, hal ini dikarenakan waktu yang sempit. Saya harap kita semua bisa memaklumi keadaannya…"
Seseorang mengangkat tangannya, "kenapa bisa waktunya tidak cukup?" sang pegawai yang bernama jo suho menjawab, "tentu saja persiapan kita yang biasanya untuk pertandingan ini menjadi kurang karena kita teralihkan oleh persiapan penerimaan mahasiswa baru di akademi haeseok musim semi awal" mendengar jawaban jo suho semua yang hadir mengangguk paham.
"kemudian, untuk kriteria seleksi pertama akan diadakan di lapangan latihan panahan di mansion merak sebelah timur aula utama, nantinya mereka akan menembakkan 3 buah anak panah kepada objek-objek tertentu sesuai yang kita siapkan. Objek tersebut bisa berupa gambar atau objek yang nyata seperti kepala hewan atau buah apel" tambah sang menteri pertahanan sendiri.
Setelah penyampaian menteri pertahanan malam itu rapat pun usai.
# # #
Di dalam asrama bongsul semua penghuni yang sedang menunggu hansung da hyunsang sedang berkumpul, saat yang ditunggu telah masuk bersama semua langsung berdiri dan menghampiri mereka. "hansung! Aku dengar kau dihukum tadi pagi? Kenapa kau tidak bilang padaku kemarin malam? Kalau aku tahu aku bisa menolongmu sejak awal" kata minhyung sambil meremas bahu hansung dengan erat.
"tidak perlu kok, adakalanya beberapa masalah harus mampu aku hadapi sendiri tanpa bantuan orang lain" bela hansung.
"hansung! Aku khawatir sekali saat di sore hari rupanya kau belum sampai di asrama, hukuman kalian masih berlanjut? Nggak kan?" Tanya seonho sangat khawatir kepada sahabatnya itu.
"tentu tidak, semuanya sudah tuntas hari ini, iya kan pangeran?" Tanya hansung pada hyunsang.
Hyunsang yang sejak tadi hanya diam di sampingnya kini memberi tanggapan secara terpaksa, "hmm" ia tahu bahwa masalah hari ini adalah akibat perbuatannya sendiri.
Ia pun melengos melewati semua yang ada di hadapannya, saat melalui dohyun, mata mereka pun saling bertatapan satu sama lain, seolah-olah dohyun berkata, "gak akan kubiarkan kau membuat hansung kesusahan lagi" hyunsang seperti menangkap sinyal kebencian dari sepupunya itu, ia pun melanjutkan langkahnya ke belakang.