Chereads / Beautiful Peach Blossom / Chapter 8 - Bab 8  BEAUTIFUL PEACH BLOSSOM

Chapter 8 - Bab 8  BEAUTIFUL PEACH BLOSSOM

"Seperti berjumpa lagi"

Suasana kembali hening, hansung kemudian mengambil perkamen dari juru penilai. Dia dan sungmin berjalan berdampingan menuju tempat untuk tes kedua. Tatapan beberapa mahasiswa masih terpaku pada sosok hansung. Beberapa juri penilai juga berbisik-bisik, "jujur, jurus bermain pedangnya tidak sembarang orang bisa memainkannya".

"tapi, jika boleh juju raku seperti tidak asing dengan bentuk permainan murid tadi. Tapi siapa ya?" Tanya salah satu juri yang bisa dikatakan paling tua diantara beberapa juri lainnya.

Tatapan hansung pertama kali bertemu dohyun saat ia memasuki tempat untuk ujian kedua. Satu bangku di samping dohyun masih kosong, sungmin duduk disana sedangkan hansung memutuskan untuk duduk tepat di belakang dohyun. Ia masih mengingat pria itu sebagai orang yang menolongnya dari insiden pohon tumbang saat hari pertama dulu. "dialah pria tampan yang menolongku" kata hansung dalam hati.

"dohyun, kau sudah selesai?" Tanya sungmin datar, sekadar basa basi untuk menutupi rasa malunya dikalahkan oleh orang asing yang tidak ia ketahui latar belakangnya.

"belum, aku masih berpikir menentukan jawaban yang tepat untuk menjawab soal filsafat ini" jawab dohyun sambil melirik ke belakang.

"oh iya, kau hansung temannya seonho bukan?" Tanya dohyun.

"iya benar tuan, aku hansung. Salam kenal. Omong-omong untuk yang hari pertama kemarin, terimakasih banyak. Aku ingin membalasnya tapi aku tidak tahu caranya membalas kebaikanmu" kata hansung dengan halus dan sopan.

"kebaikan? Kebaikan apa? Memangnya dohyun berbuat apa di hari pertama kemarin? Aku bahkan tidak bertemu dengannya saat hari pertama sepertinya" protes sungmin.

"sudahlah, tidak usah kau pikirkan. Fokus saja pada tugas kalian itu. Cepatlah!" bentak hansung. Sungmin yang merasa keanehan itu langsung melirik kea rah hansung. Perasaan kesalnya karena dikalahkan oleh orang asing seketika rontok tak bersisa, karena ia hanya melihat sosok pria polos yang berusaha ke akademi demi impiannya, jika ia hebat tidak masalah baginya harusnya akulah yang banyak belajar darinya, pikir sungmin. "kulihat kau bertubuh kecil dan rapuh tapi aku tidak menyangka kau bisa dengan mudah menyerang dan mengalahkanku seperti tadi. Selamat" kata sungmin keluar begitu saja setelah suasana hatinya mendingan dari sebelumnya.

"terimakasih" hansung yang meliriknya dari lembar jawabannya merasa tersipu malu, karena seorang anak panglima yang belum pernah terkalahkan sebelumnya merasa lapang dada dengan kekalahannya dengan seorang gadis kecil dari desa yang jauh.

Sungmin yang sudah kembali duduk tegak menghadap ke depan langsung menghadap ke belakang lagi, "jangan senang dulu! Kau harusnya waspada karena aku aku balas suatu hari nanti!" kata sungmin meninggikan suaranya. Hansung dan dohyun saling bertukar pandang dan meringis menahan tawa karena kemarahan sungmin yang terlihat imut sekali.

Kemudian mereka lanjut fokus pada lembar soal yang sedang mereka pegang untuk dikerjakan, tak lama setelah itu dasong ternyata sudah duduk dengan manis di samping hansung. "dasong, kau mebuatku terkaget!"

"kenapa kau harus kaget? Karena aku di sampingmu? Kau tidak mau? Yasudah aku pindah" dasong merasa marah dan jengkel kemudian ia bersiap untuk pergi tapi lengannya ditahan oleh hansung.

"aku minta maaf, hehe. Duduklah di sampingku" pinta hansung sambil tersenyum cerah.

###

"ayah, sepertinya akhir-akhir ini kau sedang berpikir keras?" Tanya seorang isri kepada suaminya di suatu pagi hari.

"ah, begitukah? Aku tidak.. tapi entahlah" jawab shin dongwook.

"ayah, jika ada hal yang sedang kau pikirkan. Ayah bisa berbagi bercerita ke ibu" pinta sang istri sambil menggoda suaminya.

"bu?" panggil sang ayah. "iya? Kenapa ayah?" jawab sang ibu tersebut.

"entah kenapa saat di pidato pembukaan akademik haeseok kemarin aku seperti melihat wonki dan wonbi secara bersaaam" ucapan sang suami sontak saja membuat wanita yang sebagai istrinya tersebut kaget bagai disambar petir. Dirinya tidak menyangka jika kedua orang yang telah disingkirkannya itu ternyata masih ada di pikiran suaminya.

"ayah, tidak mungkin kan mereka ada di sini? Dia disini sebagai pelajar?" Tanya sang istri.

"sudahlah, sepertinya itu hanya angan-anganku yang merindukan mereka. sudah lama sekali aku tidak melihatnya, sudah sepuluh tahun lebih aku rasa mereka menjadi dewasa sekarang" ucap sang ayah.

"mungkin kita harus memastikan bahwa mereka benar ada di istana atau tidak, itu perlu ayah. Apakah harus aku selidiki bahwa mereka benar ada di sini atau tidak?"

"tidak, tidak perlu. Sebenarnya sudah waktunya sekarang ayah harus bergabung dengan pejabat lain, melihat siapa yang berpotensi menjadi pelajar gemilang selanjutnya" ucap"sang suami, kemudian ia pergi dan meninggalkan istrinya yang masih penasaran dengan perkataan suaminya tersebut.

"apa benar kedua bocah itu sudah ada disini? Atau sebenarnya dua bocah itu sudah tidak ada? Dan yang dilihat ayah adalah fantasinya sendiri?" gumam wanita tersebut.

"pelayan, tolong hubungi chaewon. Katakana padanya ada hal yang ingin ku katakana padanya" perintah wanita tersebut dengan tegas.

"baik nyonya" jawab pelayan itu tanpa membantah sedikitpun.

###

Ujian kedua telah usai digelar, para peserta sudah bubar dan pergi ke aula tempat mereka beristirahat. Ada yang bermain di taman bersama yang lain, ada juga yang meratapi nasibnya akan didepak dari akademi tersebut. Hansung bersama seonho memutuskan untuk kembali ke aula tempat mereka istirahat, tapi baru saja mereka berjalan bersama dohyun secara tiba-tiba dohyun mendorong mereka masing-masing ke kanan dan ke kiri. "hei, kau sudah gila?" Tanya seonho. Hansung yang melihat hal tersebut juga sebenarnya merasa kaget, kenapa tiba-tiba dohyun seperti menjauhkanya dari seonho?

"kalian terlalu menonjol di jalan utama ini, aku ingin bergabung dalam obrolan kalian" ucap dohyun terus terang. Hansung dan seonho saling bertukar pandang dan tidak mengerti apa yang dimaksud dohyun.

"hei, aku juga ingin bergabung kalau begitu" sungmin datang dari belakang hansung dan melingkarkan lengannya di bahu hansung. Tak lama kemudian dasong datang dan mendorong sungmin ke belakang dengan keras, "hei, apa yang kau lakukan? Sopan sedikit dengan yang lebih tua! Kau tahu itu!?" sungmin kesal.

"jangan melingkarkan lenganmu ke sembarang orang, belum tentu dia akan menyukainya" kata dasong.

Dohyun yang mendengar hal itu langsung menoleh dengan cepat ke arah dasong, dasong pun seperti merasa menangkap sinyal yang sama dengan dohyun, dan mereka pun saling menganggukkan kepala bersamaan tanpa ada yang menyadarinya diantara sungmin dan seonho, hanya hansung yang merasa bahwa apa yang mereka katakana melalui tatapan itu berarti bermaksud tentang dirinya.

"apa yang sedang mereka isyaratkan satu sama lain?" hansung merasa aneh, "apa mereka sudah tahu siapa aku sebenarnya?" tanyanya dalam hati.

"argh, sudahlah. Aku tidak suka keributan! Aku pergi dulu" hansung memutuskan untuk menjaga jarak dari mereka terlebih dahulu.

"hei, kan gara-gara kalian datang teman cantikku itu pergi! Hansuuung!!" panggil seonho.

Hansung mendengar bahwa seonho memanggilnya, tapi ia tidak ada niatan untuk menoleh ke belakang apalagi berhenti. Ia pun mempercepat langkahnya ke depan, namun tanpa ia duga seseorang menabraknya dari samping dan membuatnya jatuh terlempar.

"oh, maaf. Sini aku bantu berdiri" ucap orang tersebut ramah.

"maaf, terimakasih" ucap hansung sambil membersihkan diri.

"oh, jadi kau tadi yang pandai bermain pedang dan mengalahkan anak dari panglima kerajaan, tak kusangka memiliki tubuh yang lemah dan ringkih. Bahkan, aku hanya berjalan biasa pun kau sudah terlempar sejauh ini" ucap lelaki bertubuh besar yang menabraknya tadi.

"apa maksudmu?"

Namun, anak laki-laki itu tidak mengindahkan pertanyaan hansung dan pergi begitu saja. Tak lama setelah itu, seonho menghampirinya. "kau kenapa?" tanyanya penasaran.

"aku tidak tahu apakah aku mengenal pria itu atau bukan" Tanya hansung.

"oh, kau tidak tahu dia? Dia kan yang juara gulat tadi. Badannya kekar dan kuat pantas saja dia menang" kata seonho.

"siapa namanya?" Tanya hansung antusias.

"jang jaebum, kau mengenalnya?" Tanya seonho penasaran.

"tidak, tapi entah kenapa aku merasa tidak asing dengan wajahnya, tapi lain dengan namanya. Itu adalah nama orang yang pertama kali aku dengar" kata hansung.

Entah kenapa, sejak pertemuan pertama dirinya hari itu ia merasa ada sesuatu dari dalam diri jaebum yang perlu ia ketahui tapi ia sendiripun tidak tahu apa itu.