Chereads / Beautiful Peach Blossom / Chapter 7 - BAB 7 "BEAUTIFUL PEACH BLOSSOM "

Chapter 7 - BAB 7 "BEAUTIFUL PEACH BLOSSOM "

By: Rose and Sunset

"hei, dia tadi yang membawa kabur si anak perdana menteri bukan?" kata salah seorang peserta. Sore itu, setelah hansung berpisah dengan seonho ia mendapatkan perhatian yang lumayan merepotkan. Beberapa mahasiswa Nampak bergunjing tentangnya dan ia merasa sangat terganggu dengan hal itu.

"seharusnya aku tidak perlu berteman saja dengannya tadi" pikir hansung.

Tiba-tiba ada tiga pria bangsawan sedang datang menghalangi jalannya, hansung tidak bertanya. Ia hanya diam menunggu salah satu dari tiga orang ini mengatakan sesuatu. "asalmu dari mana?"

"siapa ayahmu? Apa posisinya di istana?"

"aku rasa dia hanya rakyat jelata yang menang lotre sehingga bisa dengan mudah masuk ke akademi ini, bukankah begitu?" mereka lalu tertawa terbahak-bahak tanpa memperhatikan orang yang di depannya.

"jika tidak ada hal penting yang ingin kalian katakan, maka permisi" kata hansung sambil melewati mereka bertiga. "dasar orang miskin tidak tahu sopan santun, paling tidak lama disini dia tidak akan kuat dan pergi dengan segera"

Hansung benar-benar tidak peduli dengan itu semua, ia hanya ingin belajar di sini dan membawa nama hansung melambung tinggi di angkasa. "apapun yang terjadi kumohon semoga aku bisa mewujudkan mimpi hansung! Aku harus tahan banting sekarang!" kata hansung sebelum benar-benar pergi meninggalkan mereka.

Sepertinya jalan sore lumayan bisa menghilangkan penat dari berbagai omongan pedas mereka selama ini. "Andai saja dulu ayahku tidak menikahi wanita itu, tentu saja aku dan kakakku masih bisa bertahan di istana sekarang tanpa merasa kekuarangan apapun dan tentunya terhindar dari segala cemoohan orang-orang. Huft.. andai saja" pikir hansung.

Ia pun tersadar bahwa ia sudah berjalan terlalu jauh di area istana. Ia bahkan tidak tahu ia sekarang berada dimana. "aah, ini semua karena ayahku! Aku memikirkannya hingga aku tidak sadar aku sedang berada di mana" kata hansung sambil mengumpat. Jika saja takdir itu benar adanya, bisakah takdirku di masa depan membuat keinginanku terkabul? Tolonglah. Aku harus memberi pelajaran kepada ayahku dan istrinya selain itu, yang lebih penting adalah aku ingin menikahi pangeran tampan dan benar-benar mempermalukan keluarga ayahku sekarang!. Ia tidak tahu, bahwa ia sedang dilihat oleh seseorang yang bersembunyi di balik semak belukar dan bunga-bunga yang sedang bermekaran di taman.

Suatu kebetulan yang aneh sekali, karena setelah ia mengucapkan keinginannya sebuah petir menyambar dengan dentuman yang sangat keras padahal cuaca sore itu sangat terang. "tempat ini sepi sepertinya karena terkenal angker. Sebaiknya aku segera pergi dari sini" baru saja ia menginjakkan langkah ketiga sebuah tarikan tangan menariknya dengan cepat dari belakang. Ia sangat terkejut karena tarikan itu terlalu keras sehingga ia terhuyung dan jatuh dalam lingkaran lengan orang tersebut.

Namun ia lebih terkejut lagi, karena tepat di depannya sebuah ranting besar jatuh akibat sambaran petir barusan. Dari kesemua itu, ada satu hal yang ia kagumi, seorang berwajah tampan dan baik menolongnya dari kecelakaan yang bisa jadi membuatnya gagal untuk bertahan di akademi haeseok.

"kau tidak apa-apa kan?" Tanya cowok itu setelah menegakkan tubuh hansung kembali.

"ah, iya tidak apa-apa. Terimakasih" jawab hansung.

Setelah itu, pria itu langsung saja pergi meninggalkan hansung yang masih ternganga oleh ketampanan pria itu, "tunggu namamu siapa?" teriak hansung.

Secara spontan ia langsung membalikkan badan dan mengatakan namanya, "dohyun, lee dohyun!" setelah ia berbalik kembali ia sadar, "kenapa aku langsung menyebutkan namaku tadi? Ah bodohnya aku" kata hansung dalam hati. Itulah awal pertemuan hansung dan dohyun yang akan membawa masa depan yang cerah untuk keduanya.

"wah, dia pria yang tampan dan baik hati" kata hansung pada dirinya sendiri. "tunggu, aku tadi kan sedang marah dan kesal? Masa moodku tiba-tiba berubah begini hanya karena bertemu pria keren disini, ARGH! Tidak boleh dibiarkan" kata hansung kesal dan mengacak rambutnya sendiri. Setelah dirasa tenang dia pun segera pergi dari tempat tersebut dan mencoba melupakan pandangan buruk orang-orang terhadapnya.

###

Beberapa siswa sudah maju dan menunjukkan kemampuan dirinya untuk mendapatkan nilai dari para pendidik. Saat itu, giliran pria yang ditemui hansung saat hari pertama tiba, hansung tiba-tiba sangat antusias dan bersemangat, "kau mengenalnya?" Tanya seonho karena mengetahui raut muka hansung berubah seketika.

"iya, maksudku tidak. Aku bertemu dengannya kemarin saat kau sudah pergi dibawa oleh para prajurit. Kira-kira siapa namanya?" Tanya hansung tanpa memalingkan wajahnya dari pria itu sedetik pun.

"namanya dohyun, dia sepupu putra mahkota. Kau harus berhati-hati padanya, meskipun dia baik tapi sikapnya dingin" kata seonho masih keheranan dengan sikap hansung terhadap dohyun. Dohyun mengambil alat panahan dan melesatkan satu sampai tiga buah anak panah. Satu diantaranya tidak tepat mengenai sasaran utama kemudian sang penilai menyuruhnya untuk berhenti, kemudian memberikannya selembar kertas ujian untuk dikerjakan setelah tes praktek sebagai tes tulis.

"seonho, kira-kira apa ya soal di kertas itu?" pertanyaan hansung membuatnya terkejut.

"tidak mungkin kau tidak tahu hansung? Tentu saja pelajaran dasar sebagai pengabdi Negara dan beberapa hukum yang berlaku di Negara. Selain itu, aka nada soal bonus nantinya, jika kau memiliki kecerdasan intelektual kau pasti bisa menjawab soal itu nilainya tentu fantastis untuk menaikkan ranking di nilai akhir nanti" jelas seonho panjang lebar.

"kira-kira tes tulis dan tes praktek seperti ini akan berlangsung berapa lama?" Tanya hansung.

"ehm? Setahuku sampai satu minggu"

"satu minggu???"

"kenapa kau terkejut? Lihatlah berapa banyak calon mahasiswa yang ada disini? Tentu semuanya akan disaring dan diseleksi, kemudian akan diadakan sistem pengurutan rankin untuk mengetahui seberapa layak mahasiswa itu disini"

Hansung sudah cukup puas untuk mendengar penjelasan seonho, itu artinya dia harus bertahan untuk disini bagaimanapun caranya. Demi hansung! Semangat wonbi! Katanya dalam hati. Hingga ia tidak sadar kalau dirinya sudah dipanggil untuk maju ke depan.

"ah iya baik!" sontak saja semua yang hadir memperhatikannya dan menertawakannya.

Hansung pura-pura tak mendengar dan terus saja turun menuju net yang penuh dengan senjata. Tatapan matanya langsung tertuju pada pedang yang masih tersarung disana. "kau mau menunjukkan kemampuanmu berpedang?" Tanya salah satu penilai. "benar tuan, saya ingin menunjukkan kemampuan saya dalam berpedang" jelas hansung.

"kalau begitu, tidak bisa kamu menunjukkannya kepada kami tanpa seorang teman?" saran salah satu penilai.

"lee sungmin, silakan maju dan tantang hansung!" penilai memanggil satu nama lagi untuk ujian praktek saat itu. Kemudian pedang yang dibawa hansung langsung diambil paksa oleh penilai dan digantikan dengan tongkat kayu yang sengaja dibentuk menyerupai pedang. "kenapa diganti kayu?" Tanya hansung kecewa.

"tentu saja karena kami tidak tahu kemampuanmu, untuk mencegah suatu hal tak diinginkan maka aku ganti saja dengan kayu untuk keamanan" jelas penilai itu tanpa merasakan sakit hati yang dirasakan hansung saat itu.

Sungmin sudah ada di depannya dan sudah siap juga dengan pedang kayu di tangannya. "halo, kau temannya seonho" sapa sungmin dengan senyum cerah, hansung merasa tidak memiliki ekspresi apapun sekarang, karena dirinya masih ingat perbincangan sungmin dengan seonho sebelumnya yang merasa bahwa sungmin belum bisa menerimanya sebagai temannya seonho karena perbedaan status social.

Hansung segera mengambil ancang-ancang, ia ingin sekali bisa mengalahkan sungmin. Seperti yang dikatakan seonho sebelumnya bahwa sungmin memiliki seorang ayah yang merupakan panglima kerajaan, tentu saja kemampuan itu tidak akan dibiarkan saja tanpa diajarkan kepada keturunannya.

Sungmin mulai menyerang dari arah depan, dengan gesit hansung menghindar dan memukul telak perut sungmin dengan siku kiri dari bawah. Pertarungan berhenti selang beberapa detik, sungmin merasa ada yang aneh, ia tidak menyangka bahwa hansung memiliki tenaga yang cukup kuat untuk membuatnya merasa kesakitan di bagian perut.

"kau?" Tanya sungmin. Namun tak lama setelah itu ia mulai menebas hansung dengan gesit. Meskipun senjata yang mereka pakai adalah kayu, tetapi berat serta presisi kecepatan dan kekuatan itu setara dengan pedang yang akan dipelajari oleh pemula. "hansung, semangat! Sungmin semangat!" teriak seonho dari tribun penonton.

Baik hansung dan sungmin merasa, teriakan seonho adalah miliknya. Oleh karena itu, mereka kembali menyerang satu sama lain. Nilai plus dari hansung adalah ia mampu memadukan gerakan akrobatik dengan bilahan pedang yang ada di tangan kanannya. Sedangkan sungmin hanya menguasai semua jurus menggunakan pedang sesuai yang ia pelajari selama di barak kemiliteran ayahnya.

"pria ini jauh lebih baik daripada aku dalam berperang, tapi aku disini mempertaruhkan ayahku. Aku harus bisa mengalahkannya" kata sungmin dalam hati. Beberapa mahasiswa yang sejak awal Nampak mengantuk dan tidak memperhatikan apa yang terjadi di ampiteater langsung bersemangat mendukung perlawanan sengit mereka berdua. Ada yang mendukung hansung adapula yang mendukung hansung, seonho merasa bingung dengan pertarungan sengit itu, karena ia merasa dilemma.

"seonho" tiba-tiba seseorang datang dari arah belakang menyapanya dan duduk manis di samping seonho, dialah hyunsang si putra mahkota. "apa yang kau lakukan?" Tanya seonho histeris.

"bagaimana jika nanti mereka malah bisa saling membunuh satu sama lain?" Tanya seonho histeris melebihi penonton lainnya. "tidak akan, sungmin sungguh baik dalam bermain pedang" komentar hyunsang. "tapi aku juga tak menyangka jika teman barumu itu, lebih baik dalam memainkan pedang dibandingkan temanku. Aku jadi penasaran, bagaimana jika ia bertanding bersamaku?" tambah hyunsang.

"kau gila? Kau ingin membunuhnya?" komentar seonho pedas.

"kau kenapa, aku kan ingin bermain dengan hansung" jawab hyunsang polos.

Mereka diam satu sama lain, pusat perhatian mereka kembali pada pertandingan hansung dan sungmin. Pertandingan mereka sudah mencapai puncak, sungmin sudah kewalahan dengan serangan hansung napasnya sudah habis. Tapi ia masih bertahan dengan baik hingga akhirnya ia terjatuh dan pedangnya diambil alih oleh hansung. Setelah mengarahkan mata pedangnya sungmin kepada si pemiliknya dia menghela napas lalu melemparkan pedangnya ke sembarang tempat.

"waw, dia pandai bermain pedang?" kata hyunsang takjub.

"aku tidak menyangka aku berteman dengan kesatria selama ini, sepertinya dia sudah sering bermain bukan?" Tanya seonho kepada hyunsang. Hyunsang hanya membalasnya sepatah kata dan mengangguk takjub.

Sedangkan di sisi belakang ampiteater beberapa mahasiswa yang telah melewati ujian pertama juga tak kalah takjub, mereka saling berbisik satu sama lain. "Anak yang miskin kemarin itu? Keren sekali bukan?" bisik salah satu mahasiswa di belakang dohyun. Sedangkan dohyun yang melihat hal itu tidak kalah takjubnya dengan beberapa orang yang ada di sana. Hanya saja, dia jauh lebih takjub dan penasaran mengenai siapa sosok hansung ini sebenarnya? "dia sangat pandai bermain pedang, padahal dia seorang gadis. Bagaimana mungkin sungmin bisa dengan mudahnya kalah oleh seorang gadis?"