Chereads / Wanita Dibalik Cadar / Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5 - Chapter 5

Lama sekali aku menunggu Aisyah sedang menikmati pemandangan bunga yang bermekaran di hadapannya akhirnya aku pun tiduran di kursi karna bosan menunggu doi yang tak kunjung selesai memfoto bunga, angin yang sepoy sepoy membuat mataku tak bisa menahan rasa kantuk yang merasuki tubuhku hingga akhirnya aku tertidur di bangku tersebut.

Aku terbangun kembali karna ada sesuatu yang membuat hidung ku gatal, karna terganggu akhirnya aku langsung mengucek hidung ku ternyata ada rumput yang sedang terselip dihidung ku "darimana datang nya ini rumput kok bisa sampai di hidung?" bathin ku

Terdengar suara tertawa pelan dari arah depan ku yang enggak lain adalah Aisyah yang membelakangi ku,dirinya tak jauh dari ku, "ah sudah kuduga ini pasti kerjaan dia" gumam ku dalam hati

"eh sudah bangun yah, ternyata Pak Ustadz bisa juga tidur dimana mana"

"ustadz?. siapa yang kamu panggil?"

"yah antum lah, emang siapa lagi selain Antum disini"

"enggak usah panggil sebutan itu, aku masih jauh dari kata berilmu"

"di aamiinin lah setiap kata bisa jadi doa loh"

"tau ah, kamu masih lama enggak?, aku masih ada kesibukan lain masalahnya" ujar ku yang bangkit dari tempat duduk dan ingin pergi menuju ke mobil

"kesibukan apa sih kalau antum lagi dirumah?" selidiknya

Aku lalu menoleh kearahnya seraya tersenyum "tumben mbak kepo dengan urusanku, biasanya cuek bebek"

"yaudah deh gak jadi nanya kalau enggak boleh" ujarnya lalu berjalan mendahului ku masuk ke mobil

Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah lakunya yang seperti salah tingkah ketika tau kalau dirinya ternyata ingin tau kehidupan ku sehari hari.

Aku lalu menyusulnya kemobil, kemudian mobil aku lajukan kearah jalan pulang kerumah Aisyah, setelah sampai mobil lalu aku parkirkan ke garasi rumah Aisyah. Setelah itu kunci mobil segera aku berikan kepada Om Rahman yang kebetulan sudah ada dirumah.

"ini om kuncinya" ujar ku seraya menyerahkan kunci tersebut kepada beliau

"oh iyah, makasih yah Be"

"sama sama Om, permisi saya pamit mau pulang"

"eh sebentar sebentar Be" ujar Beliau yang merogoh kantong celana lalu memberikan selembar uang 100ribuan kepada ku

"maaf om ini kebanyakan, kerjaan ku enggak sesuai dengan gaji yang Om beri" tolak ku

"udah ambil aja Be, itung itung kumpulin ini uang buat pernikahan kamu nanti"

Karna Beliau memaksa akhirnya aku pun mengambilnya.

"terimakasih banyak Om, permisi saya pulang dulu. Assalamu'alaikum" ujar ku

"wa'alaikumsalam" sahut Beliau

Saat sampai dirumah aku lalu bergegas memanasi mesin mobil pick up jadul milik Ayah karna sudah semingguan tak di pakai. Mobil tersebut hanya dipakai ketika rumput dan daun daunan di desa tempat aku tinggal mulai abis, akhirnya pencarian rumput dan daun daunan buat pakan ternak aku alihkan kearah desa sebelah yang lokasinya dekat dengan pegunungan dan banyak di tumbuhi rumput disana.

Selesai km mencari rumput aku kembali kerumah namun tiba tiba pandangan ku tertuju kepada mobil silver Av*nza yang enggak asing di mata ku, "ini kan mobil milik Om Rahman, tumben tumbenan beliau kesini pada sore hari?, ada apa yah?" bathin ku

Aku bersama Ayah lalu menghampiri Om Rahman yang duduk menunggu di luar rumah, Ayah lalu berucap salam

" Assalamu'alaikum" ujar Ayah

"wa'alaikumsalam" sahut Om rahman

"udah lama Kang kesininya?, kok tumben sore sore kesini?" tanya Ayah

"oh enggak cuman itu sih Aisyah yang ngajak aku kesini Mas, katanya mau lihat kesibukan calon suaminya kayak gimana"

"lah emang Aisyahnya dimana Om?" tanya ku

"itu lagi di belakang rumah mau lihat hewan ternak mu katanya Be"

"oh yaudah saya tinggal dulu Om mau kasih pakan ternak" ujar ku sembari meninggalkan Om Rahman bersama Ayah

Aku lalu mengangkat karung yang berisi penuh dengan rumput untuk di bawa kekandang sapi, dikarnakan besarnya karung yang ku angkat hingga mengganggu pandangan ku kedepan jadi jalan ku hanya menunduk sambil memanggul karung tersebut.

"BUUUKKK" tiba tiba karung ku menyenggol sesuatu yang ada didepan ku

"aduuuuhhh...Mas Abe kalau jalan liat liat lah, didepan ada orang masa enggak liat sih 😡" ucap Aisyah kesal

"oh ada kamu yah Syah?, sorry masalahnya ini karung ganggu pandangan ku jadi enggak tau ada kamu didepan, misi yah aku numpang lewat"

"diih bukannya minta maaf main ngeluyur aja gitu"

"iyah maaf yah Mbak Aisyah" ujar ku berjalan tanpa melihat dirinya yang ngedumel sendiri

Saat sedang memberi makan sapi tiba tiba "CEKREK...CEKREK..." suara foto dari kamera Aisyah menuju kearah ku, lalu dengan tangan aku menutupi wajah ku sembari berkata "heh sapa yang nyuruh foto?" ujar ku

"diih antum kepedean Mas,orang ana moto sapi kok weee" ledeknya

"modus, moto sapi tapi kameranya di arahin ke aku" dengus ku kesal

"akhirnya selesai juga, makasih yah Mas atas waktunya dan mau jadi bahan dokumentasi di diary ana, bye Assalamu'alaikum" ujarnya lalu berjalan meninggalkan ku yang masih dalam kebingungan memikirkan sikap Aisyah

"ini cewek maunya apa sih,kadang suka bikin aku bingung dengan tingkah polahnya yang demikian, kadang jutek, kadang ngeselin kadang bikin penasaran juga" bathin ku sembari kesal