Bukannya kembali ke rumah kontrakan yang biasa, Rava dan rekan-rekannya justru mendatangi rumah kosong lain, yang memang Stefan siapkan untuk mengantisipasi hal yang tidak terduga.
"Silahkan masuk, Bu," ucap Herman kepada Dini, istri Bagas yang masih duduk di mobil.
Menyeka sisa air matanya, Dini turun dengan dibantu Herman. Sembari menggendong putrinya yang kini tertidur, ia memandang rumah sederhana itu sejenak, kemudian menoleh kepada para bidadari yang ada di halaman. "Suami saya mana?"
Para bidadari dan Rava tak berani menatap wajah Dini. Mata Dini pun perlahan membelalak. Mulutnya juga membuka lebar. Satu demi satu tetesan air matanya kembali turun.
"Ooh, mas Bagas ...." Dini menahan diri agar tangisnya tidak terlalu keras, supaya putri di pelukannya itu tidak terbangun. "Mas Bagas ...."