Sejak pertama kali bertemu Mireon, Janu tak pernah melihat mulut bidadari itu membuka selebar ini. Mata Mireon—yang anehnya tetap terlihat tak bersemangat seperti biasanya—tertuju kepada sepasang jerapah yang ada di kandang besar sebuah kebun binatang. Sebenarnya, tempat para binatang berleher panjang itu bernaung tidak bisa disebut kandang, tetapi lebih terlihat seperti padang rumput nan luas, dihiasi beberapa pohon, dengan pagar pembatas besi dan parit besar sebagai pembatas bagi para panjang.
"Aku tidak pernah melihat binatang dengan leher sepanjang itu," celetuk Mireon. Janu bisa melihat pancaran antusias dari mata sang bidadari, tetapi itu hanya sekilas saja. Benar-benar sekilas.
Janu sedikit terkekeh. "Memangnya, binatang di tempatmu seperti apa ...."
"Aku ingin menaiki binatang itu," potong Mireon, jelas sekali tak memedulikan pertanyaan Janu.
"Kita nggak diperbolehkan ...."
"Aku ingin menaikinya," sela Mireon lagi.
"Nggak boleh, Mireon."