Levi mengemudikan mobilnya ke apartemen. Laki-laki itu memilih pulang saja. Kembali ke sekolah pun rasanya sangat tanggung. Untuk hari ini, ia beranikan diri membolos sekolah.
Lagipula suasana hatinya juga sedang tidak baik hari ini setelah melihat keadaan Arin. Sayangnya, Arin tetaplah Arin. Masih bersikap seperti pertama kali mereka bertemu. Cuek. Tidak menghiraukan kehadiran Levi. Gadis itu masih belum mau berbagi cerita pada Levi.
Selesai memarkirkan mobil, Levi segera masuk ke dalam apartemennya. Ia melempar tasnya asal. Pikirannya benar-benar risau. Kepalanya penuh diisi oleh Arin. Sepertinya, tiada hari bagi Levi tanpa memikirkan Arin.
Levi berbaring di atas sofa apartemennya yang berdekatan dengan jendela. Masih lengkap dengan seragamnya serta kakinya yang dibalut oleh sepatu.
Dari sini, Levi bisa melihat langit biru dengan semburat tipis awan putih. Pagi yang cerah. Sinar matahari pagi yang menembus kaca jendela menyirami wajahnya.
