Di pagi hari ini, seperti biasa Balqis selalu meregangkan tubuhnya di kamarnya sendiri sebelum mandi.
Biasanya dia selalu berolahraga di sana dengan beberapa peralatan olahraga yang sudah disediakan sang ayah.
Namun, entah kenapa hari ini adalah hari yang begitu tak bersemangat untuknya.
Dia merasa tak berselera untuk melakukan apa pun, termasuk melakukan suatu hal yang berarti menurutnya.
Pikirannya masih semrawut, kacau balau.
Entah.
Dia sedang tak ingin berbicara banyak ataupun memikirkan suatu hal yang mampu membuat jalan pikirannya semakin rumit.
Untuk sementara waktu dia tak ingin memikirkan Mahes terlebih dahulu. Walau memang atas semua sandiwara yang dia lakukan pada dirinya sendiri itu tak selamanya mampu, tetap saja selalu ada angin yang tiba-tiba membuat mata Balqis memanas saat mengingat kabar buruk yang dibawakan Mahesa untuknya.
Kesal kalau diingat.
Bahkan dirinya berupaya untuk terus menahan segala rasa kesal yang ada di dalam dirinya itu.