Keesokan harinya, Krystal bangun dalam keadaan yang membuatnya membelalakkan mata. Ia berpelukan dengan Arsenio dengan wajah hampir saling bersentuhan. Mata Krystal membesar melihat Arsenio yang begitu tampan masih terlelap tepat di depan wajahnya. Krystal seolah tak bisa bergerak, hanya bola matanya saja yang mengerjap-ngerjap tanda kebingungan.
Arsenio perlahan membuka matanya dan ikut menatap mata Krystal di depannya. Ia juga sama seperti Krystal, tak bergerak. Perlahan senyuman Arsenio mengembang. Tangannya meraba kening Krystal dengan lembut sementara pandangan mata Krystal tak lekang dari Arsenio.
"Kamu gak demam lagi," gumamnya lembut. Namun tangan Arsenio dari dahi perlahan diletakkannya di sisi kepala Krystal dan membelai rambutnya lembut.
"Boleh aku peluk kamu?" bisik Arsenio lagi. Krystal spontan memajukan bibirnya dan bangun dari pelukan Arsenio. Arsenio menarik Krystal lagi sehingga ia tertidur kembali ke tempat semula.
"Kamu mau kemana?"