Kini Metta berjalan melewati sebuah tembok batu pemecah ombak di sepanjang pantai yang sepi itu. Metta terus meneriakkan nama Arka dengan nada cemas dan setengah menangis. Akhirnya Metta menangkap sosok pria memakai kemeja putih, tengah terduduk bersandar di dekat tembok pemecah ombak itu sendirian.
Metta berlari menghampiri karena sosok itu adalah Arkana Atmajaya yang sedang ia cari-cari. Arka tampak sangat kusut dengan satu botol whiskey ditangannya. Ada beberapa luka gores di lengan dan pipinya.
"Arka, kamu kemana aja. Semua orang nyariin kamu," panggil Metta cemas ketika menghampiri Arka yang terduduk dengan lutut menekuk ke dada. Arka menaikkan wajahnya melihat Metta yang menghampirnya.
"Oh, Metta sayang. Kamu datang kemari?" balas Arka langsung memegang pipi Metta dengan sebelah tangannya dan menangis. Metta jadi kebingungan melihat Arka.