Setelah Mona pergi, Vanessa kembali fokus pada pekerjaannya sambil menunggu kopinya datang. Membaca banyak konsep yang membuat dirinya bisa, hingga Vanessa lebih memilih menutup dokumen itu karena pusing.
Tidak!! Tidak pusing!! Lebih tepatnya ke risih. Dia merasakan risih ketika Regan terus menatapnya setelah Mona pergi. Tatapan pria itu mampu mempengaruhi Vanessa. Apalagi ini hanya berdua dan tidak ada satu orang pun yang ada di ruangan ini.
"Permisi Bu, saya mau anter kopi." kata seseorang dan membuat Vanessa mendongak.
Orang itu masuk membawa kopinya, dan menaruh kopi itu di atas meja Vanessa. Lalu dia pintu terkejut ketika di ruangan ini masih ada satu orang lainnya juga. Sedangkan Mona hanya bilang jika, Bu Vanessa membutuhkan kopi latte dingin.
"Terimakasih."
"Tapi Bu, itu tamunya … " orang itu menggantungkan ucapannya menunjuk Regan yang ada di ruangan ini.
"Abaikan saja. Jika dia membutuhkan sesuatu dia akan pergi sendiri ke pantry." jawab Vanessa asal.
