Chereads / Bad X Bad: My Dear Vanessa / Chapter 38 - Bad-38

Chapter 38 - Bad-38

Vanessa menghela nafasnya lega, jantungnya masih saja berdebar kencang ketika melihat Veronica pagi ini. Wanita itu baru saja turun dari arah tangga sambil merapikan kemejanya berwarna biru muda. Wanita itu masih bisa tersenyum secerah matahari setelah membuat Vanessa mati jantungan semalam.

Ya, yang berteriak malam itu adalah Veronica yang katanya mendengar suara kencang dan juga benda jatuh dari kamar adiknya itu. Makanya Veronica yang khawatir langsung berteriak. Taunya dia malah melihat Vanessa yang berantakan keluar dari kamar. Wanita itu hanya mimpi buruk hingga dia jatuh dari tempat tidurnya. Belum lagi teriakan Veronica yang kembali membuat Vanessa kembali terjatuh.

Percayalah!! Itu hanya cerita bualan Vanessa, untuk menyembunyikan Regan di balik pintu kamarnya.

Pria itu tidak mau pergi dari kamarnya dan memilih mendekat di balik pintu gelap untuk menghindari Veronica. Pria itu masih ngeyel dan memaksakan diri untuk membahas apa yang Vanessa tanyakan pada Regan. Dengan alasan, jika Vanessa harus mendengar jawaban darinya dan juga penjelasan dari pria itu.

Tentu saja, setelah berhasil mengusir veronica dari kamarnya. Regan langsung kembali menarik tangan Vanessa sampai ranjang, pria itu langsung menjelaskan jika dia tidak bertunangan dengan Veronica dalam waktu dekat. Hal itu memangs empat terpikirkan olehnya, tapi masih terpikirkan karena Regan belum memiliki niat apapun untuk menikah atau menjalin hubungan yang serius dengan Veronica.

"Selamat pagi." sapa Veronica menatap Vanessa aneh. "Tumben kamu dik, ikutan sarapan di bawah. Biasanya kamu sarapan di kamar sendiri." ujarnya.

"Pengen suasana baru aja." jawab Vanessa. Lebih tepatnya ingin memastikan, jika Veronica tidak mengatakan apapun pada Mira maupun Arya.

Vanessa terus melihat Veronica yang mengoles selai strawberry untuknya, dan juga untuk vanessa. Wanita itu juga memberitahu semua orang, jika pagi ini Regan akan datang menjemputnya. Mendengar hal itu, entah kenapa langsung membuat Vanessa menarik nafasnya dalam. Apalagi tatapan Mira yang langsung mengarah ke arahnya, seolah dia tengah menunjukkan jika Regan itu adalah milik Veronica, putri kesayangan wanita itu.

Tidak mau ambil pusing dengan hal itu, Vanessa malah lebih sibuk menghabiskan roti selainya. Dia pun memberitahu Veronica jika hari ini dia ingin menginap di rumah Angel dan juga Chrisy, malam ini salah satu temannya berulang tahun. Dan mereka ingin membuat pesta kecil-kecilan di rumah yang mereka tinggali.

"Sudah tradisi di pertemanan kita, kalau ada yang ulang tahun mereka wajib nggak pulang. Kalau Kakak nggak percaya, tanya saja sama oma. Dia tahu betul tradisi kami." kata Vanessa, ketika mendapatkan tatapan tajam dari Mira. Rasanya Vanessa ingin sekali mencongkel mata itu agar terlepas dari tempatnya.

"Nggak ada mabuk-mabukan ya, cukup malam itu aja Kakak lihat kamu kayak gitu."

Vanessa mengangguk patuh, mabuk atau tidak itu terserah Vanessa. Lagian dia itu tidak pulang, dan jika dia mabuk malam, nanti juga akan ada Regan kekasihnya yang menemani Vanessa datang ke acara ulang tahun Angel. Mana mungkin pria itu membiarkan Vanessa mabuk berat malam nanti.

"Iiiiyaaa … ," jawabnya, hingga membuat Veronica tersenyum.

Melanjutkan sarapannya, terdengar suara klakson mobil dari arah depan. Vanessa pun menatap pintu itu, lalu menatap Veronica yang langsung bangkit dari duduknya dan mengecup pipi mIra, Arya dan juga Vanessa paling akhir. Barulah wanita itu pergi dengan menenteng tas brandednya.

Helaan nafas keluar dari bibir wanita itu, dia pun menatap Arya dan juga Mira yang sibuk menikmati sarapannya. Satu meja dengan mereka membuat Vanessa muak, dan teringat sesuatu. Tapi ucapan Mira, kembali membuat Vanessa kembali duduk di tempatnya.

"Nessa, Mami sebenarnya nggak mau bilang seperti ini. Tapi Mami harap kamu nggak berbuat aneh-aneh di belakang kakak kamu." kata Mira.

Vanessa tersenyum kecil. "Memangnya aku berbuat apa? Aku bahkan tidak melakukan apapun yang membuat keluarga anda rugi!!"

"Nessa jaga bicaramu,. dan turunkan nada bicaramu!!" tegur Arya. Selama ini dia diam karena dia masih menghargai sakit hari putri keduanya karena ulahnya sendiri. Tapi makin kesini, putrinya itu semakin berani dan tidak bisa menghargai kedua orang tuanya.

Vanessa tertawa, dia pun memperagakan seseorang tengah memukul. "Seperti itu?"

"Nessa bukan begitu maksud Papi--"

"Aku tau, jadi jangan banyak bicara. Urus saja keluarga kalian, karena memang dari dulu saya itu bukan putri kalian berdua."

Vanessa pergi dari hadapan mereka, membuat Arya geleng kepala. punggung putri keduanya hilang dibalik pintu dan hal itu malah membuat Arya merasa sesak di dadanya.

"Dia hidup dalam salah paham, aku takut jika Nessa berbuat yang tidak-tidak, dan mengambil Regan dari Veronica." kata Mira.

"Aku yakin tidak seperti itu. Dia bukan wanita penggoda."

"Tapi Pi--"

"Kita lanjutkan makannya setelah itu kita ngobrol sama mama." sela Arya dan membuat Mira diam.

Dan nyatanya setelah pergi dari meja makan, Vanessa sendiri tidak tahu harus pergi kemana. Membeli hadiah untuk Angel, bukanlah dirinya. Karena selama inix tidak ada hadiah apapun yang Vanessa berikan pada kedua sahabatnya jika mereka ulang tahun. Selain membuang uang, itu juga membuang waktu. Karena memilih hadiah tidak mw butuhkan waktu satu atau dua jam.

Untuk membuat Veronica yakin, jika dia mendatangi arapa ulang tahun Angel. Wanita itu memutuskan untuk pergi ke sebuah toko baju. Memilih beberapa potong baju, untuk dirinya, Angel dan juga Chrissy. Jangan sampai dia hanya membeli satu potong baju untuk Angel, dan Chrissy akak berteriak kencang karena Vanessa tidak membelinya.

Memilih tiga potong baju dengan model dan warna yang berbeda, Vanessa meminta semuanya di bungkus sendiri. Dia tidak ingin mengeluarkan satu paper bag yang isinya tiga baju, dan membuat pilihan untuk mereka. Yang ada baju pilihan Vanessa akan diambil oleh salah satu diantara mereka.

Setelah sudah, Vanessa kembali masuk ke dalam mobilnya dan menuju rumah Angel dan Chrissy. Tidak ada balon atau rumbai-rumbai layaknya bocah kecil. Hanya ada beberapa botol minuman beralkohol, beberapa bungkus rokok juga ada di atas meja ruang tamu. Lalu, Vanessa pun meletakkan dua paper bag di atas sofa sambil menunggu mereka ke luar dari sarangnya.

Menunggu hampir setengah jam, Vanessa tak melihat satu manusia pun di rumah ini. Wanita itu memutuskan untuk naik ke atas, lebih tepatnya ke kamarnya. Dan tentu saja hal itu membuat Vanessa terkejut melihat pintu kamarnya terbuka sedikit. Seingat Vanessa, ketika dia meninggalkan rumah, kamar ini tertutup rapat. Tidak mungkin juga Angel atau Chrissy dengan berani membuka pintu kamarnya tanpa seizinnya.

Penasaran dengan siapa yang berani membuka pintu kamarnya. Vanessa pun segera membuka pintu kamar ini dan terkejut. Siapa lagi jika bukan …

"Regan!!"

To Be Continued