Seluruh keluarga datang ke rumah sakit ketika Regan memberitahu kalau Vanessa susah bangun dari tidur lelapnya. Bahkan wanita itu susah menatap gemas kedua putranya. Bahkan Vanessa selalu meminta pada Regan untuk menurunkan salah satu diantara mereka agar Vanessa bisa menggendongnya. Tak hanya itu, Vanessa juga bisa mencubit atau menarik hidung mancung mereka dan membuatnya menggeliat dalam tidurnya.
Wanita itu tertawa. "Lucu banget ini bibirnya monyong."
"Persis kayak kamu waktu marah."
Vanessa menatap Regan tidak suka. "Ini kan anakku otomatis emaknya harus ada dong."
Regan langsung menatap Vanessa dengan serius, kalau dia lupa Regan yang memiliki peran penting dalam hal ini. Dia yang bergerak hingga sakit pinggang dan juga lutut untuk membuat Vanessa masuk angin selama delapan bulan. Jika tidak ada Regan, tentu saja hal ini tidak akan terjadi. Vanessa tidak akan hamil dan melahirkan putra yang lucu-lucu seperti ini.