Jelita Wiratama berpikir sejenak dan mengerti. Dia ingat bahwa Budi Irawan dan Emil Hirawan memiliki hubungan pribadi yang sangat baik. Budi Irawan berkata bahwa dia akan melakukan sedikit kebaikan untuk dirinya sendiri hari itu.
Setelah menutup telepon sambil tersenyum, dia menelepon Bhakti Mahanta lagi, bertanya tentang situasi baru-baru ini, dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia akan pergi ke Wilayah Selatan dalam bulan ini dan pergi ke Myanmar untuk membeli batu kasar bersamanya.
Ketika Jelita Wiratama ingin menelepon untuk berterima kasih kepada lelaki tua Budi Irawan yang canggung, dia mendengar telepon berdering, lalu mengangkatnya.
"Halo, Paman Budi."
"Hai gadis, kamu dimana sekarang?"
Mendengar suara Budi Irawan bergetar, hati Jelita Wiratama tenggelam, dan kecemasan yang kuat melanda hatinya.
"Saya di ibu kota sekarang."
"Oke, kamu langsung kirim alamatnya ke handphoneku, dan aku akan segera jemput kamu."
Sebelum Jelita Wiratama setuju, dia menutup telepon.