Jelita Wiratama mengangkat alis dan tersenyum, perhitungan di matanya melintas. Memalingkan matanya, dia tersenyum lalu berkata, "Kamu benar, aku menyelamatkan hidupmu dengan pusaka keluarga. Ini tidak bisa dibandingkan dengan nilai perusahaanmu. Bagaimana kalau kamu menjadi Presiden Mahanta?"
"Hah?" Tidak hanya Bhakti Mahanta, tetapi Citra Rawikara di sampingnya tidak bisa membantu tetapi berseru, dan buru-buru bertanya, "Jelita, apa maksudmu?"
Setelah membaca dokumen, Jelita Wiratama menandatangani namanya, berdiri dan memunggungi mereka dan melihat ke jalan, suaranya yang jernih terdengar lagi.
"Kalian semua harus tahu bahwa aku masih belajar, jadi aku tidak punya banyak waktu untuk mengelola perhiasan Mahanta. Bhakti, aku sekarang secara resmi mempekerjakanmu sebagai presiden perusahaan, apakah kamu mau?"