"Oke, aku akan tidur. Dan kamu Dimas, sebagai seorang pria terhormat, kamu harus meninggalkan kamarku sekarang juga."
Tersenyum dan membuat permintaan dengan tangan kirinya, wajah Jelita Wiratama terlihat sangat baik.
Dimas Mahendra menatapnya dengan tajam, lalu menunduk, berdiri diam di sudut, seolah-olah dia telah menyatu dengan udara. Untuk beberapa alasan, Jelita Wiratama tiba-tiba memiliki ilusi melihat serigala yang sendirian.
Menurut legenda, serigala telah berkelompok dan tidak pernah sendirian di gurun atau padang rumput yang luas. Serigala yang menyendiri itu seperti ditinggalkan di padang pasir yang luas setelah terluka, bersembunyi di sudut yang tidak diketahui siapa pun hanya terbungkus bulu tebal, memandangi bulan yang sepi di langit, menjilati lukanya saja.