Chapter 56 - Tuan Muda, Maaf

Ardi selalu menjadi orang yang memiliki rasa akan waktu. Dia tidak pernah melakukan hal-hal yang tidak berarti, tapi dia ingin selalu bisa bersama Fira. Dia bisa mengatakan sesuatu yang tidak marjinal dan tidak berarti, dan tidak pernah merasakan bahwa hal itu hanya buang-buang waktu.

Fira menyadari bahwa suasana di antara keduanya menjadi ambigu lagi, berjuang untuk bangun "Tuan Ardi orang yang sangat hemat? Aku bahkan belum menyalakan lampu. Aku akan menyalakan lampu sekarang." Tapi sebelum dia bisa bergerak, dia sudah didorong oleh pria itu untuk duduk.

Pria itu mendekatkan dirinya sendiri dan jarak diantara mereka semakin dekat.

Cahaya dan gelap tumpang tindih di fitur wajahnya yang tajam.

Sepertinya hujan mulai turun di luar jendela besar yang membentang dari lantai hingga langit-langit, berderai, memberikan suasana yang lebih sesuai bagi dua orang di ruang tamu yang remang-remang.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS