Chereads / Hidup sama dengan kesedihan dan kebahagiaan / Chapter 7 - Ada apa dengan mu?

Chapter 7 - Ada apa dengan mu?

Keesokan paginya Rosie nampaknya sudah mulai agak mendingan dengan keadaan nya yang sudah tidak terlalu parah lagi, Rosie sudah mulai bisa melakukan hal apapun sendiri, memang hanya tangan Rosie yang terluka, "Lukanya itu bagaikan karung yang baru di robek lebar dan menganga, siapapun yang melihatnya pasti akan ngeri walaupun bukan tangan dia yang terluka".

Rosie duduk sambil menyandarkan tubuhnya di tepi penyangga tempat tidur orang sakit itu ia masih saja memikirkan Rendi, di dalam hati Rosie ia bertanya-tanya dan belum mendapatkan jawabannya sama sekali "Bagaimana jika Rendi belum sembuh?"

"Bagaimana jika Rendi memang Tidak sembuh?"

"Bagaimana jika Rendi tidak akan sembuh?"

Hanya perkataan dan pertanyaan itulah yang selalu muncul di benak Rosie. ingin sekali ia berlari dari rumah bidan ini dan pergi melihat bagaimana keadaan Rendi di rumahnya, sayangnya ia tidak bisa, karena ia masih terlalu lemah dan ia pun sudah pernah berjanji kepada dirinya sendiri dia tidak akan pernah menganggu Rendi lagi ia akan menghilang sampai-sampai bayangannya pun tidak akan ada lagi di tepi air. itulah tekad Rosie kemarin ketika mendengar ibunda Rendi sudah kelelahan demi anaknya yang paling ia sayang..., Rasanya keputusasaan sudah menyelimuti diri ibunda Rendi.

Rosie memang seseorang yang hatinya sangat lembut selembut kapas, walaupun ia tampak tomboi dan garang. jika dilihat-lihat Sifat Rosie tidak lah terlalu nakal, atau sama sekali tidak nakal, Rosie memang hanya mengikuti teman-temanya dalam berbuat keonaran, sifat Satria lah yang paling onar diantara teman-teman Rosie lainnya dia yang selalu mengajarkan hal gila ini itu kepada Rosie, tidak tau jika sudah dewasa entah bagaimana dan pelajaran gila apa lagi yang akan ia ajar...!!!!

Tiba-tiba seseorang datang dari luar kamar Rosie dan berdiri diam mematung memperhatikan tingkah dan sikap Rosie yang tidak ia kenali untuk saat ini., apa kamu punya masalah nak..? Tiba-tiba suara ayah Rosie membuyarkan lamunan Rosie tentang keadaan Rendi, Aaa yahh apakah ayah sudah lama berdiri disana? Tanya Rosie kepada ayahnya...Kamu pikir bagaimana nak, pasti kamu tau sejak kapan ayahmu berdiri disini kan??? Aku sedang memikirkan sesuatu ketika ayah datang jadi aku tidak tau sejak kapan ayah datang dan sudah berdiri disana. kenapa ayah tidak memanggil ku, ayah bersuara seketika mengejutkan ku dari lamunan ku ' memangnya ayah harus meminta izin anak gadis ayah dulu untuk menjenguknya..??? Ada apa denganmu?.kamu tidak seperti Rosie yang ayah kenal..

Ah iyakah aku masih Rosie yang ayah kenal lihat saja wajahnya yang jelek tidak pernah berubah kan, sembari Rosie memberikan senyuman terburuknya dengan wajah yang jelek ia buat-buat dan hal itu pun mampu membuat ayah dan anak yang berada di ruangan tersebut tertawa keras, disaat sedang tertawa Rosie tidak sengaja membenturkan tangannya yang terluka masih di perban ke dinding kamar inapnya "Ayyyyaahhhhhh" Sakit sekali tanganku sakit, sakit, sakitttttt Ayah Rosie pun mulai panik dan mulai memanggil bidan tersebut tanpa henti seraya menyebutkan kata minta tolong berulang kali setelah beberapa menit bidan itupun datang dan melihat perban Rosie berdarah dan ia pun langsung meraih tangan Rosie astaga kenapa bisa begini..? tangannya terbentur bisakah anda mengobatinya agar ia tidak merasakan kesakitan.. ayah Rosie memohon kepada bidan tersebut ia tidak bisa melihat anaknya kesakitan bapak tenang dulu yah tolong tinggalkan saya dan Rosie dulu bapak bisa menunggunya di luar sebentar ayah Rosie pun mengikuti perintah bidan tersebut dan mulai merasa sangat cemas akan keadaan putrinya, saat ayah Rosie tidak tau harus berkata apalagi dan mulai tampak sedih ibu Rosie pun datang sambil menyapa suaminya yang berdiri di luar tidak jauh dari keberadaannya Ayah, kenapa ayah berdiri di luar kenapa tidak dengan Rosie?, Buk, nanti saja bapak ceritakan ya saat di rumah, ayo kita pulang dulu.. ayah Rosie pun mengajak ibu Rosie pulang, namun ibu Rosie menolak karena ia belom memberikan sambal makanan kesukaan Rosie... nanti saja ayah ibu ingin melihat putri kita dulu pasti dia sudah sembuh, baru beberapa langkah untuk masuk ibunda Rosie mendengar teriakan Rosie dengan sangat keras akibat suntikan yang ia terima agar ia tertidur dan tenang Astaga kenapa dengan anakku ibu Rosie berlari dan menerobos pintu kamar inap Rosie, ia Melihat Rosie tidak berdaya dengan air mata yang masih terkumpul di pelupuk matanya ohh ya tuhan dia bukan Rosie ku teriak ibu Rosie.. sambil menangis dan terduduk ya tuhan kenapa dengan dia, apa salahnya, kenapa ia bisa seperti itu ibu Rosie terisak-isak melihat putrinya seperti itu. Ayah Rosie pun pergi menarik ibu Rosie dan membawanya pulang makanan yang ia bawa tadi tumpah di lantai kamar inap Rosie, ibu Rosie menggila karena keadaan putrinya yang tak pernah sembuh cobaan apalagi ini tidak cukupkah cobaan yang lebih dari 10 X lipat itu datang dan selalu menguji ku Tuhan jangan lagi...!aku sudah tidak sanggup dan tidak tahan Ayah Rosie pun mulai menangis dan mengeluarkan air mata tiada hentinya melihat istri dan anaknya yang sedang berada dalam batas kesedihan yang tidak wajar, ia tau perasaan seorang ibu terhadap anaknya ibu lah yang mengandungnya selam 9 bulan dan ibulah yang melahirkannya hingga ia mempertaruhkan nyawanya hanya untuk bisa melihat buah hatinya menjadi tumbuh dewasa bersama dengannya..