Setelah Doni, Satria dan Joy memeluk Rosie, mereka meletakkan buah tangan yang mereka bawa untuk menjenguk Rosie di meja dekat tempat tidur Rosie.., Lalu pamit kepada Rosie dan keluarga Rosie. "Ros kami pamit dulu yah, cepat sembuh agar kita bisa bermain bersama lagi dan oh iya kita sudah mulai sekolah sekarang. kami sudah mengizinkan mu kepada guru dan kami pun meminta izin agar tidak sekolah sekarang karena ingin menjenguk mu" ahh iya aku lupa kita sudah mulai sekolah sekarang jawab Rosie, pasti sangat senang bisa sekolah dan berkumpul di meja kantin bersama kalian teman-teman ku (Rosie sangat sedih tidak bisa sekolah sekarang dan tidak bisa berkumpul dengan teman-teman yang sangat ia sayangi) walaupun begitu ia masih sangat mencemaskan Rendi...' Rendi bagaimana teman-teman? Tanya Rosie kepada ketiga sahabatnya itu dan mereka pun menjawab secara bersamaan Kami tidak tau Ros sebaiknya pikirkan saja kesehatanmu tidak usah pedulikan dia okey jawab Joy kalau begitu kami pamit dulu yah Ros, ibu, ayah dan adik adik setelah mereka berpamitan dan keluarga Rosie pun mengiyakan dan berterima kasih banyak kepada ketiganya mereka pun berlalu meninggalkan kamar Rawat Rosie..
Ayah Rosie di samping Rosie masih ingin menyelidiki bagaimana bisa anak gadisnya bisa terluka..!
" Nak.., Kamu belom menjawab pertanyaan ayah yang terpotong ulah teman mu datang tepat saat ayah sedang berbicara" Jadi kamu tidak mungkin terjatuh sendiri dan mendapatkan luka seperti itu kan..?Pertanyaan ayah Rosie memang terlihat sangat menyelidiki namun Rosie masih gugup ingin menjawab apa kepada ayahnya,. Rosie menyadari ayahnya mengetahui bahwa ia diserang oleh sekelompok anak-anak perempuan lainnya.
Hmmmm begini ayah, Aku kan sedang belajar pada saat aku belajar aku ingin sekali keluar sebentar untuk mencari udara segar karena otakku lelah untuk belajar apalagi kamar ditutup rapat sehingga aku tidak bisa melihat keluar walaupun sedikit saja dan aku merasa pengap sekali jadi aku memutuskan untuk keluar sebentar saja tanpa sepengetahuan ibu dan pergi berlari menuju ke tempat ketiga teman yang mengunjungi ku tadi ayah, namun pada saat dalam perjalanan aku berlari- lari dan, cerita Rosie terputus karena bidan datang dan akan mulai memeriksa lagi keadaan Rosie...
Ayah Rosie pun bergumam dalam hati " kapan kebenaran ini akan selesai, kebenaran ini masih tertunda. Baiklah Ros sebaiknya setelah pemeriksaan bidan kamu tidur kami akan pulang dan nanti mungkin akan mengunjungi mu kembali jangan lupa minum obatmu karena obat yang kamu minum bisa membuatmu cepat sembuh ya sayang, sambil mencium kening anak perempuan semata wayangnya itu ayah Rosie pun berbalik dan pergi meninggalkannya diikuti oleh ibu dan dua anak laki-lakinya dari belakang...
Adduhhh syukurlah masih bisa aku menyangkalnya kalo tidak ayah akan tau kebenaranya dan akan mendatangi mereka yang melukaiku, aku tidak mau itu terjadi..
Setelah dilakukan pemeriksaan, Bidan tersebut menyuruh Rosie makan dengan makanan yang telah disediakan setelah itu meminum obat penawar rasa sakitnya dan istirahat secara total dikarenakan Rosie belum sangat pulih.
Rosie pun menuruti perintah Bidan tersebut, pada saat Rosie hendak istirahat dan akan berbaring ia mendengar dari luar ada suara ibunda Rendi sedang berbicara dengan bidan yang sedang merawatnya, Lalu ia diam diam menguping pembicaraan mereka dari dalam kamar betapa terkejutnya ia ketika mendengar bahwa Rendi belom sembuh dari sakitnya sudah lebih dari sekitar 2 minggu ini, Rosie tanpa sengaja meneteskan air matanya dan berkata ini benar-benar salah ku, tidak salah ibunda Rendi melarangnya untuk berteman denganku... aku sangat merasa bersalah akan hal ini aku berjanji tidak akan mengganggunya lagi atau bermain dengan nya lagi aku harus menjauh dan menepi hingga tidak ada lagi bayanganku yang tersisa di tepi air yang menggenang aku akan seperti itu isak Rosie..
"Setelah Ibunda Rendi menerima obat agar putranya bisa sembuh dengan sangat cepat ia pun berlalu pergi meninggalkan rumah bidan tersebut. untunglah Rosie masih istirahat dan tidak terlalu merasa bersalah atas penyesalannya terhadap Rendi dan ibunda Rendi"
Buk, kapan kira-kira saya dibolehkan untuk pulang??? Tanya Rosie kepada bidan yang merawatnya lalu bidan itu dengan cepat menjawabnya ketika tanganmu sudah sedikit mendingan yah nak, ibuk sangat takut jika kamu pulang sekarang atau besok kamu akan kesakitan karena luka jahitan mu masih sangat muda belum terlalu kering dan masih basah.., Istirahatlah lagi ibuk sudah mengganti infusmu dengan obat penawar rasa sakit sekaligus memberikan ketenangan dan penyembuh bagi lukamu. setelah menukar infus Rosie dengan obat penawar rasa sakit, bidan itupun langsung pergi dan meninggalkan Rosie yang hendak menutup matanya, di dalam tidurnya yang masih samar-samar ia berharap agar Rendi bisa segera sembuh dan berdoa agar Rendi tidak akan sakit-sakitan lagi.
Di dalam kapal itu Rosie melihat Rendi sedang ketakutan jika kapalnya akan terbalik karena ada badai besar yang menyapunya di tengah amukan laut Rosie berusaha membawa Rendi ke tempat yang aman untuknya agar ia tidak ketakutan lagi namun naas Rosie melihat Rendi tidak bisa menahan pegangannya ke tali yang besar itu dan jatuh ke dalam laut yang sangat dalam Rosie berteriak kencang "Tidaaakkkkkkkkkk" Seketika Rendi menghilang ditelan amukan badai laut yang mengenaskan Rosie terbangun dari mimpi buruknya ia melihat tubuhnya sudah berkeringat seluruhnya tidak tidak ini hanya mimpi aku hanya mimpi kan sambil menangis terisak isak Rosie mengatakan ini hanya mimpi, ini hanya mimpi dan tidak akan pernah terjadi tangisan Rosie semakin sangat keras karena ia tidak mau terjadi apa-apa kepada Rendi...
Bidan yang merawat Rosie pun segera berlari menuju Tempat Rosie, kamu kenapa nak tanya bidan tersebut kepada Rosie namun Rosie semakin menjadi menangis, bidan itupun sangat khawatir dan cemas kalau kalau ini adalah reaksi dari obat infus tangannya dan berusaha menenangkan Rosie sekuat tenaga ketika Rosie semakin tidak bisa menahan kesedihan dan mulai menggeliat sekuat kuatnya bidan itu mulai cemas dan menyuntikkan obat penenang kepada Rosie agar ia menjadi terkendali dan beristirahat dengan tenang. Bidan itu menarik nafas lega karena Rosie sudah kembali membaik dan tenang serta menutup kedua matanya setelah 15 menit ia menyuntikan obat penenangnya.