Chapter 2 - Pecahan pecah

" Apa kata mu barusan nak, apa kau tenggelam teriak ibu Rendi, seketika ibu Rendi melirik anak perempuan yang berada di sebelah Rendi... " apa semua ini ulah mu, pasti kau yang mengajak anakku untuk ikut berenang bukan, apa kau tidak tau putra ku tidak bisa berenang..., apa kau ingin membunuh putraku ibu Rendi histeris mengetahui anaknya hampir saja tidak memiliki nyawa karena tenggelam..., sudahlah ayo kita pulang dan jangan pernah bermain dengan anak perempuan nakal ini lagi aku sangat membenci anak ini karena tingkah lakunya yang nakal, karena ia mungkin tidak dididik oleh orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaan saja,,,,,

" Sekalian kejadian ini akan ku ceritakan kepada ibu dan bapakmu agar mereka tau kalau anak mereka telah membuat ulah lagi dengan cara ingin membunuh putra kesayangan ku" Ibu Rendi hendak beranjak dari tepi pantai untuk meninggalkan Rosie tapi Rosie menahan tangan kanan ibu Hamidah ibunda Rendi,,,,.... aku mohon jangan beritahu bapak dan ibuku, aku akan melakukan apa saja tetapi jangan beritahu orang tuaku Rosie memohon sambil menangis,,,,, aku mohon Bu tolong jangan beritahu orang tua ku Isak Rosie""""

'Melihat Rosie yang sedang terisak sedih serta air mata yang berlinang keluar dari sudut matanya hingga ke pipi membuat Rendi tidak tega melihat Rosie seperti itu.... sebenarnya itu semua bukan kesalahan Rosie semata Rendi pun menyadari betapa ceroboh dan bodohnya ia karena terjun ke laut tiba-tiba.

Ini semua karena ia tidak ingin terlihat lemah karena tidak pandai berenang, sedangkan teman-temanya yang lain serta Rosie sangat jago berenang.....

Apa yang kau bicarakan kau tidak bisa melakukan apa-apa kecuali kau hanya bisa membuat anakku terbunuh dan tiada di dunia ini lagi teriak ibunda Rendi,,,,, Menjauhlah dari putra ku jika tidak 'aku akan mengatakan hal ini kepada orangtuamu ingat itu...apa kau mendengar ku', ..... " ibu cukup ibu ini tidak semuanya kesalahan Rosie aku tadi yang salah karena ingin terlihat keren di depan teman-teman ku Bu aku ingin membuktikan bahwa aku bisa berenang. tetapi kenyataannya aku tidak bisa dan tenggelam, dan ketika aku tenggelam Rosie datang untuk menyelamatkan ku... Rendi membela Rosie yang sedang terisak duduk di tepi pantai serta baju yang sudah basah dan dipenuhi pasir, Rendi merasa kasian melihat anak perempuan itu belum lagi ia sudah tau bagaimana keluarga nya memperlakukan dirinya, mengingat Rosie pernah di pukuli rotan sampai berdarah oleh ayahnya membuat rasa kasian Rendi semakin menjadi terhadap teman di samping nya itu kini....

" Ibu sudahlah ayo kita pulang, Rendi mengajak ibunya untuk pergi pulang, dan hal itu pun bisa membujuk buk Hamidah untuk meninggalkan Rosie, sementara Rendi masih berada di dekat Rosie ":Rosie maafkan perkataan ibu ku tadi, dan aku juga minta maaf karena aku yang tanpa berpikir panjang masuk ke dalam laut secara tiba-tiba...jika aku tidak melakukan hal itu tadi mungkin ini tidak akan terjadi sekali lagi aku minta maaf yah, dan aku pamit pulang dulu Ros, jangan terlalu lama disini karena langit akan berubah menjadi gelap dan ganti juga baju mu yang telah basah yah" Rendi pun meninggalkan Rosie yang masih menangis terisak serta mematung di tepi pantai,,,,,,.....,,,

Rosie masih saja mematung tanpa bergerak namun air mata tetap mengalir membasahi pipinya nan lembut,,,, Rosie menatap matahari terbenam dengan nanar, ia tidak tau apakah ibu Hamidah akan melaporkannya atau tidak

jika itu terjadi maka aku pasti akan dimarahi habis-habisan oleh bapak, suara Rosie terdengar samar-samar...

Begitu indahnya langit senja hari ini matahari yang terbenam di arah dasar laut itu memang sungguh sangat cantik Rosie sempat takjub dengan ciptaan Tuhan yang maha esa berikan tersebut, ketika matahari telah terbenam semuanya Rosie beranjak untuk pergi pulang.

""Sesampainya di depan rumah Rosie mendengar ada bunyi suara pecahan kaca dari dalam rumah, Rosie pun berlari kencang menuju sumber suara... dan ia mendapati ibunya yang sedang marah-marah dan tidak sengaja menjatuhkan gelas di dekat meja,,,,

ada apa Bu tanya Rosie sigap....

ibu tidak apa-apa nak, kamu darimana saja dari tadi ibu memanggil mu, dan kenapa baju mu basah semuanya serta ada pasir kamu kenapa apa kamu pergi ke pantai tadi? tanya ibu Rosie yang mirip interogasi,...

"Hmmm anu Bu, hmmm..."

"Apa???? Tanya ibu Rosie mendesak

"hmmm iya Bu terdengar sangat samar-samar karena Rosie takut ibunya akan marah padanya..

Aku sudah melarang mu untuk tidak ke pantai kan. tetapi kau selalu melawan apa yang ku katakan apa kau tidak mempunyai telinga huh"

maafkan Rosie Bu, jangan marah Bu, masuk ke kamar mu sebelum aku sangat marah terhadap mu, aku hampir gila menghadapi gosip orang-orang yang mengatakan kau nakal, apakah kau tidak sadar kau adalah anak perempuan tidak seharusnya kau mempunyai sifat seperti itu belum lagi semua orang yang ingin menjatuhkan keluarga kita aku sangat stress menghadapi ini keluarga kita seperti pecahan pecah... ibu Rosie menutupi wajahnya dengan tangan lalu menangis sambil terisak...,, Rosie pun tidak tega melihat ibunya menangis namun ia juga tidak berani menenangkan ibunya karena ia telah berbuat kesalahan dan membuat ibunya kesal dan marah kali ini ia juga tidak ingin membuat ibunya sangat marah ' Rosie pun melangkah kan kaki menuju kamarnya dan mengunci pintu kamar nya serta membaringkan badannya di atas kasur dan menutup wajahnya dengan tangan lalu ia menangis, ia masih membayangkan perkataan ibunya tadi tentang keluarga nya yang seperti pecahan pecah...."""""