Chereads / Young, Wild, & Sexy / Chapter 32 - Hasrat 2

Chapter 32 - Hasrat 2

Cantik...

Rin nampak cantik di bawahnya saat ini.

Kei mengakui kecantikan Rin. Sungguh, saat ini Rin terlihat lebih cantik dari biasanya. Rambut berantakan Rin menambah kesan sexy. Keringat dan bau badan Rin terasa sangat menggoda.

Parfum apa yang Rin pakai?

Kei gantian menggerakkan tangan kananya, sementara tangan kirinya masih menahan tangan kanan milik Rin. Tangan kanannya bergerak mengusap rambut milik Rin. Menyingkirkan lembut poni Rin.

Perlahan dan sangat lembut, tangan itu juga membelai pipi milik Rin. Menimbulkan sensasi aneh bagi Rin. Rin merespon dengan menggerakkan wajahnya sedikit. Kei tersenyum, ia lalu menurunkan gerak tangannya menuju dagu milik Rin. Ia mengusap dagu itu dengan ibu jarinya, lalu ke atas sedikit dan mengamati bibir tipis milik Rin.

Agak mengkilap. Apa itu lips gloss?

Kei mengusap bibir Rin dengan ujung ibu jarinya. Ia ingin menghilangkan lips gloss yang menempel di bibir Rin.

Bibir itu nampak indah tanpa lips gloss, alami dan natural. Jauh lebih menggoda. Kei senang, rupanya Rin memang tidak suka berdandan. Rona pink di bibir Rin asli, bukan lipstick.

Kei mulai mengecup-ngecup singkat wajah Rin. Mulai dari jidat... pelupuk mata Rin yang terpejam... saling bergantian di kedua pipi Rin.

Cup

Cup

Cup

Terus menciumi Rin dengan singkat dan banyak... berkali-kali di berbagai tempat di wajah Rin. Menimbulkan suara halus yang menggelitik. Rin memiringkan kepalnya saat Kei mengecup pipi bagian kirinya.

"Ahh..." Desah Rin saat menerima puluhan kecupan di daun telinganya.

.

.

.

RIN'S POV

Ahh...

Tunggu, apa aku baru saja mendesah? Demi apa, bibirku sulit aku kendalikan. Aku tak mau mengeluarkan suara aneh ini dari bibirku. Namun, ketika Kei mengecup wajahku, rasanya ada yang meletup-letup di dalam sana. Seperti masak popcorn yang sebentar lagi akan matang.

Ini gila, ini sungguh gila. Ini rasa yang asing buatku.

Rasanya, uhhh, sangat panas.

Apa Kei biasanya seperti ini? Ah, maksudku, apa sih yang sebenarnya terjadi? Kei... dia hanya mengecup wajahku, namun sesansi yang ditimbulkan luar biasa. Aku terbawa suasana. Aku memejamkan kedua mataku. Menikmati setiap sentuhan dari bibirnya Kei.

Sial, semakin lama, semakin menggoda, di luar kendali, dan tidak ingin meminta lebih.

Apa yang aku bicarakan sih? Meminta lebih yang seperti apa? Dasar tubuhku! Apa yang kalian harapkan sih?

Ahhh, Kei menciumiku lagi dan lagi.

Itu nikmat, dan semakin nikmat ketika ia tidak berhenti. Semakin ingin lagi ketika ia berkali-kali melakukannya. Oh Kei, iya... di situ, ya... aku menyukai kecupan darimu.

Tuhan...

Aku pasti sudah gila!

Gila! Ini sangat gila! Aku semakin terlarut, terbawa pesona emosi yang Kei bawa. Terlarut dalam alunan panas suasana yang Kei ciptakan.

Suara desahanku, suara eranganku... Ahh, aku... aku merasakan ada kenikmatan menyeruak di dalam jiwaku.

Kei...

Kei...

END OF RIN'S POV

.

.

.

Rin terus saja mendesah akibat ulah Kei. Kei hanya mengecup-ngecup itu wajah Rin. Kei tidak melakukan apapun selain itu. Paling berani, ia menurunkan ciumannya ke telinga dan leher putih mulus milik Rin.

Namun...

Ya, ada yang aneh.

Ada perasaan aneh yang menyerang Kei saat ia mendengar suara desahan Rin. Suara pelan dan serak basah Rin begitu menggiurkan di telinga. Perasaan aneh itu terasa menggebu-gebu. Memaksanya untuk menuntut suara yang lebih , lebih menggoda dari Rin.

Terlalu menggoda.

Kei bahkan merasa semakin panas saja. Ini gerah keringat atau memang kamar yang tak nyala AC-nya?

Panas sekali. Panas yang menggelora.

.

.

.

KEI'S POV

Aku tak bisa menahan hasratku. Aku akan segera kehilangan akal akan pesona dari Rin. Sialan, hasrat ini membuncah menguasai sekujur jiwa dan ragaku. Memaksaku untuk menyalurkan segala yang ingin aku salurkan.

Ini tidaklah cukup. Ini masih kurang!

Ini salahmu, Rin. Salahmu karena menanggapi apa yang aku lakukan. Salahmu karena kau mendesah seolah-olah menikmati segala sentuhan dari bibirku.

Ya, ini salahmu, Aerin Tann!

Aku hanya terbawa suasana karena salahmu. Aku hanya kesulitan mengendalikan diri karena salahmu. Aku hanya tak bisa tetap waras karena salahmu.

Ahh...

Ini salahmu juga karena kau terlalu menggoda. Kau terlalu menarik perhatian, Rin. Aku menggoda batas normalku sebagai laki-laki biasa.

Aku sudah tak kuat. Aku sudah tak tahan lagi. Aku ingin lebih!

Kau harus tanggung jawab, Rin!

Kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Aku dan kau, harus sama-sama berakhir dengan kepuasan yang hakiki!

END OF KEI'S POV

.

.

.

Dengan masih menciumi Rin, tangan kanannya bergerak ke bawah. Dengan satu tangan kanannya, Kei mencoba melepaskan dasi sekolah milik Rin. Pelan dan lembut cara Kei melepaskan dasi itu. Setelah dasi itu lepas, Kei mencoba melepaskan kancing baju milik Rin.

Satu kancing.

Dua kancing.

Tiga kancing.

Tiga kancing terbuka sudah. Menampilkan salah satu mahkota penting seorang wanita di balik bra soft pink milik Rin. Hanya nampak sedikit karena terhalang bra soft pink itu dan seragam milik Rin.

Tak ada penolakan dari Rin. Tak ada dorongan agar menghindar dari Rin. Rin diam saja, mengikuti alur yang Kei mainkan.

Tak tertolong, Rin sepertinya memang sudah siap untuk bertanggung jawab akan apa yang sudah mereka mulai.

Berati boleh, kan?

Kei ingin melihatnya. Melihat salah satu anggota tubuh paling berharga milik Rin. Ia lalu menghentikan aktifitas menciumi Rin. Ia mengalihkan pandangannya ke daerah dada Rin yang membuatnya sangat penasaran.

Seperti itu ya...

Cih... Dan Kei tak hanya sekedar melihat dada milik Rin, ia bahkan berusaha menyentuhnya.

Rasanya panas ini semakin menjadi-jadi...

.

.

.

JIKA INI TERLALU VULGAR.. PORNO MESUM.. ATAU MEMBUAT TIDAK NYAMAN... SILAHKAN KOMEN.. AKU AKAN MENGEDITNYA..

.

.

.

Tidak boleh!

Ini tidak boleh terjadi!

Hati kecil Rin memberontak. Hati kecil Rin melawan. Ini sama sekali tidak benar. Dirinya dan Kei tak harusnya seperti ini.

Jika diselami lebih dalam, sungguh.. ini sangat mengerikan. Ini sangat menakutkan! Ingin berhenti! Ingin menyudahi!

Tolong berhenti!

Rin membuka matanya... Ia meneteskan air matanya. Sungguh, ia tak paham dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Semua perlakuan Kei dan sikap diam tanpa perlawanannya.

Ada sisi yang menerima, ada sisi yang berusaha keras memberontak. Memaksa menolak dari dalam dan akhirnya membuat air matanya terjatuh.

Rin langsung bangun dari tidurannya dan duduk di depan Kei yang menatapnya penuh tanya. Sulit diartikan. "K-Kei..."

Saat Rin bersusaha duduk dengan benar di futon, Kei menjadi dapat dengan jelas melihat dada milik Rin karena baju seragam sekolah Rin menjadi terbuka lebih banyak saat Rin bergerak. Bra soft pink itu menjadi terlihat sangat jelas. Ada sesuatu yang indah di baliknya.

Kei mengangkat tangan kananya menuju dada kiri Rin... dan... sepp...

BRRAAAKKKKKK...

.

.

.

DORRR...

Kress... sesuatu melewati rambut ravennya Kei.

Thiiiaaarrrnggg... Vas bunga pecah dan jatuh ke lantai. Pecahannya tersebar kesana kemari.

Apa yang terjadi?