Jam pulang sekolah. Rin duduk di kelasnya setelah Indry dkk pamit pulang duluan. Di dalam kelas Rin duduk sambil menatap Shireen dari sudut kelas. Terlihat Shireen yang sedang merapikan buku-bukunya.
"Kelas sudah sepi. Shireen masih seperti dulu. Dia sering terakhiran saat pulang. Biasanya aku dan dia akan dandan dulu. Merapikan kunciran rambut atau sekedar bedakkan dan memaki lipgloss." Batin Rin. "Namun sekarang sudah beda, jarak sekat di antara aku dan dirinya sangat ketara. Aku tak kuasa memangkasnya. Justru ketika aku berusaha memangkasnya, yang ada malah jarak sekat itu semakin lebar. Aku malah semakin menderita." Lanjutnya batinnya.
Gadis seusianya itu nampak jauh berbeda dari saat terakhir Rin melihatnya. Shireen jauh lebih dingin padanya. Bahkan sangat dingin hingga membuat Rin ikutan membeku. Semua yang dikatakan Shireen terhadap dirinya setajam silet yang menyayat hati. Silet yang dingin yang mematikan hatinya dalam sekali sayat.