Pengakuan sempurna tanpa jeda Kei dan Rin sukses membuat 3 keluarga itu membulatkan matanya.
Tidak tega rasanya untuk memisahkan dua insan manusia yang saling mencintai ini. Tidak tega melihat dua insan bucin ini menanggung derita jika dipisahkan begitu saja cinta yang sudah sebulan mereka bina. Tidak tega juga jika pada suatu hari mereka akan memilih bunuh diri bersama karena tidak direstui. Minum racun serangga, gantung diri, atau nyemplung sungai bareng.
Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Orang tua yang baik adalah merestui hubungan cinta anak-anaknya dan memupuk cinta yang anaknya bina agar tumbuh semakin subur dan bisa dipetik di kemudian hari.
Loh?
Kenapa mereka jadi orang tua alay seperti ini sih? Ya ampun. Mereka hanya terkejut akan pengakuan anak-anak mereka yang maha luar biasa. Out of character dari sifat asli anak-anak mereka. Terutama keluarga Kei.
Mereka tahu betul karakter Kei itu bagaimana. Lalu ini? Kei bahkan menjadi sangat lain dari biasanya. Kei menjadi bucin? Impossible sekali.
Tapi seru juga.
"Sayang, lihatlah... Ini semakin mudah! Kita tak perlu memaksanya, semua ini seperti keajaiban." Kata Misha.
Ayah Kei, Fuadi juga menyetujuinya. Rin sekilas memandang ayah Kei yang terlihat berwajah selalu serius. Membuat takut saja. Ah, bukankah itu sama dengan Kei yang selalu serius juga.
Cih, Kei jauh lebih menyebalkan. Kei itu resek akut dan membuat kesal sepanjang hari.
"Keajaiban?" Tanya Batin Rin dan Kei bersamaan.
Rina, Ibunya Rin langsung memeluk anak bungsunya. "Sayang, mama tak menyangka jika kekasihmu itu Elyasa Kei dan kalian sudah menjalin hubungan selama sebulan ini. Astaga, kenapa kau tidak bilang dari kemarin sih? Dengan begitu, semua akan lebih mudah."
Rin terlihat kebingungan. Begitu juga dengan Kei yang sedang dipeluk ibunya di depannya.
Lebih mudah apanya?
Mereka saling lempar tatapan penuh tanya.
Ada apa ini?
Mereka terlihat bahagia? Bukankah ia dan Kei menolak untuk dijodohkan?
Rin lalu melirik ke arah Agara dan keluarganya, mereka juga tersenyum... sama seperti yang keluarganya dan keluarga Kei lakukan.
Apa ekspresi penolakan harus seperti ini? Bukannya lebih dramatis lagi?
Lempar pacul mungkin? Eh maksudnya cangkul. Atau setidaknya marah-marah, menolak kasar dan menimbulkan adu argumen panjang yang berujung diusir dari rumah.
Ok, itu imajinasi Rin yang kelewat ngawur. Referensi sinetron memang tidak masuk akal. Padahal Rin bahkan sudah memesan apartemen untuk kabur jika masih dipaksa untuk bertunangan.
"Selamat buat kalian..."
Nah loh, mereka malah mengucapkan selamat. Bukankah ini artinya perjodohan ditolak? Bukankah harusnya jadi masalah?
Oh, apa Agara juga menolaknya? Jadi semua menjadi lebih mudah? Mungkin itu yang dapat Rin simpulkan saat ini.
Tapi, tetap saja masih terasa janggal.
Kata selamat itu sangat mengganggunya. Tak jauh beda dengan Kei. Ekspresi bingung Kei terlihat jelas mewakilinya.
Kei sang juara umum masuk AIHS saja seperti itu. Apalagi dirinya yang setingkat di bawah Kei. Ranking dua pas ujian masuk ke AIHS.
"Selamat ya Rin, kau akan jadi menantu di keluarga Elyasa." Kata Agara. Laki-laki itu tersenyum manis kepadanya.
Tunggu sebentar!
Apa kata Agara barusan?
Menantu ya ?
Oh hanya menantu.
Eh?
M-E-N-A-N-T-U?
MENANTU?
MENANTU KELUARGA ELYASA?
?
?
?
Loading sebentar...
?
?
?
Ulangi lagi...
MENANTU?
MENANTU KELUARGA ELYASA?
?
?
?
HEEE???
***
"Me-menantu ke-keluarga Elyasa?" Tanya Rin yang masih shock berat.
Kei juga melemparkan pertanyaan yang sama. Ia juga tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.
Menantu keluarga Elayasa? Apa maksudnya itu?
"HAHAHAHHAHAHAHA... AKU AKAN MENELPON KAKEKMU, KEI SETELAH INI... DIA KALAH TARUHAN, DIA AKAN MEMBERIKAN PULAU PRIBADINYA DI HONSHU KEPADAKU... HAHAHAHHAHAHA..." Kata Jean, Kakek Rin yang begitu sumringah.
"Ka-kakek?"
Rin dan Kei butuh penjelasan!
"Sayang, kemarin kami bilang akan mengenalkanmu pada calon suamimu, kan?" Tanya Kean, ayah Rin. Rin mengangguk... "Nah, calon suamimu adalah Elyasa Kei... Tapi sepertinya kami tak perlu berbuat banyak untuk memuluskan keinginan kami. Astaga, papa benar-benar tak menyangka jika kau sudah berpacaran dengan Kei. Dengan begini, jauh lebih mudah. Semua lancar..."
Rin dan Kei mematung.
Memang benar jika semuanya berjalan jauh lebih mudah dan sangat lancar bagai jalan tol bebas hambatan 7 hari 7 malam.
Mereka seperti kehilangan nyawa mereka...
Mereka memang akan dijodohkan?
Ini rencana sebenarnya?
Lalu, bagaimana pemikiran Rin tentangAgara? Bukankah yang anak yakuza itu Agara? Bukankah harusnya dengan Agara ia akan dijodohkan?
Ah... Rin sadar jika ia ini cukup bodoh, memangnya di negara ini keluarga Yakuza itu cuma satu? Jadi, Kei juga?
Astaga...
Ia merasa seperti terkena jebakan batman.
?
Apa ini karma karena ingin membohongi orang tua? Iya, dalam bentuk apapun, membohongi orang tua tetap tidak dibenarkan.
"Selamat ya, Neng Rin... Mas Kei..." Ucap keluarga Zhang.
"Selamat datang di keluarga Elyasa, Rin!" Si sulung Elyasa ini sudah kembali normal. Ia terlihat sangat bahagia. Zack bahkan berteriak-teriak alay tidak jelas karena saking bahagianya. Membuat orang-orang tamu undangan menuju ke arah mereka.
"Kei, jika kau membuat adikku menangis, kau akan mati di tanganku." Sip, itu dari Sean.
Kei harus kembali menata imejnya. Ia hanya mengangguk tidak jelas. Sungguh, ini pukulan telak. Ia sama sekali tak menduga akan menjadi seperti ini. Dia pikir akan menolak lamaran ini jika ia sudah memiliki seorang kekasih, tapi nyatanya. Semua terlalu mulus. Terlalu mulus sampai-sampai mendapatkan restu dari orang tuanya dan itu masalah BESAR!
Kei ingin menolak perjodohannya karena menurutnya itu konyol jodoh menjodohkan di usia yang masih sangat muda, tapi pacar bohongan yang ia bawa justru menjadi cewek yang akan dijodohkan dengannya. Ia tak menyangka.
Sungguh...
Ia tidak memikirkan akan ada resiko seperti ini. Ternyata ada resiko yang seperti ini. Benar, benar adanya. Kini ia terima dengan ikhlasnya. Mau berontak bagaimana coba kalau sudah begini?
Kenapa ia malah mengajak Rin?
Jawabanya adalah hanya Rin cewek satu-satunya yang cukup dekat dengannya, ya walau masih beberapa hari. Tapi ... aishhh!
Semua sudah terlambat.
SEMUA TAMU UNDANGAN DI HOTEL ITU MENDENGARNYA.
Mereka berbondong-bondong mengucapkan selamat pada keluarga Tann dan keluarga Elyasa. Ini akan menjadi berita paling besar esok hari..
Bukankah secara tidak langsung mereka seperti sedang bertunangan?
Kei dan Rin sudah tidak tahu harus bagaimana lagi.. jebakan batman ini memukul telak mereka. Menyisakan kekalahan yang harus diterima begitu saja.
***
Sean merangkul pundak adiknya. "Jadi, apa rencanamu setelah ini?"
Rin menundukkan kepalanya. "Aku tidak tahu!"
"Kei, kenapa kau tidak bercerita padaku jika kau sudah berpacaran dengan Rin? Dan selama sebulan? Kau kapan berkenalan dengannya? Berkenalan lewat FB? Atau ketemu di tes masuk sekolah sebulan yang lalu? Kalian terlihat sangat cocok... Jadi, apa kau sudah berciuman dengannya? Sudah melakukan hal mesum dengannya?" Ini Zack tanya apa intrograsi sebenarnya sih? Pertanyaannya ngawur dan tidak jelas.
Kei mendelik. "Berisik deh!"
***
"Semua menjadi semakin menarik..." Batin Zack dan Sean menyeringai.