Pagi hari nan indah. Langit cerah berteman alunan melodi burung gereja yang meriah. Rasanya tak ada rasa resah, apalagi hasrat ingin membalik arah. Tubuh ingin menyerah, tapi pagi mengajak pasrah.
Bisa membuka mata di pagi hari berikutnya adalah anugerah!
Aerin Tann.
Sebuah nama pemberian sang kakek, Jean Tann. Rin yang lahir di musim semi ketika bunga-bunga mekar dan berlomba, bersaing untuk memamerkan keindahannya ... Terlahir dengan segala kesempurnaannya. Kaya, cerdas... dan cantik.
Perfect!
Mungkin kata itu yang pantas mewakilinya. Berlebihan? Ayolah, itu adalah faktanya. Nyatanya Rin memang dianugerahi hal-hal seperti itu. Yang baik-baik ada dalam dirinya secara fisik. Apakah Tuhan sedang bahagia saat menciptakannya?
Bagaimana dengan yang non fisik?
Misalnya?
Pasti ada yang kurang sempura! Nyatanya kesempurnaan itu hanya milik Tuhan.
Masih kurang sempurna? Baiklah, ini yang penting. Ini yang mengubah segalanya. Orang bilang, hidup tanpa pasangan adalah hal yang membosankan, mengurangi kesempurnaan.
Bertanya pada Rin tentang hal seperti itu?
Hmm, dia bahkan SUDAH MEMILIKINYA!
Lelaki tampan si bungsu Elyasa. Elyasa Kei!
Belum percaya jika itu hidup yang sempurna?
Oke, catat: Kei itu tidak hanya tampan, tapi juga tinggi, memiliki tubuh proposional bak model! Semua yang ada di Kei itu mbahnya sempurna! Sudah sangat kaya, jahatnya lagi dia itu sangat pintar, eh lebih tepatnya JENIUS!
Ingin protes? Waahhh... dunia memang sering tidak adil. Mereka yang begitu sempurna seperti di negeri dongeng, ada juga yang... ahh, rasanya enggan mengatakan. Karena pada dasarnya hidup tak seindah yang dimau, tak sejalan yang dimau.
Berharap kisah bahagia kayak drama Korea? Hmm, perlu minum... Sudah-sudah ini bukan iklan.. Jalani saja apa yang ada dengan selalu bersyukur. Hidup ini indah jika diri tahu jalan mana yang benar. Harapan akan selalu ada.
Sumangga, terima saja bagaimana kisah ini berjalan.
Layaknya Rin yang memutuskan untuk mengikutinya. Kesalahannya, ia mengikutinya tanpa rencana dan membiarkan dirinya hanyut ke dalam aliran kisah itu.
Dari sudut pandang orang lain, mungkin hidupnya sangat sempurna. Namun, banyak hal yang tidak diketahui, gadis 16 tahun ini sangat berusaha keras demi hidupnya yang sempat hancur.
Sekali lagi, kesempurnaan itu memang hanyalah milik Tuhan.
Manusia biasa tidak akan pernah sempurna. Ada kekurangan meski itu sangat sedikit.
Tak terkecuali bagi Rin sekalipun.
Memiliki segalanya tak lantas membuat Rin penuh kesempurnaan, luarnya akan terlihat sempurna, tapi ia benci mengakuinya, kesempurnaannya membuatnya tak bisa memaafkan dirinya. Sekalipun ia sudah berusaha, tapi luka itu menganga sangat lebar, mudah tergores kembali dan sulit terlupakan.
Bagai mimpi buruk yang selalu menghantui malam tidurnya.
Bagai monster yang membuatnya ketakutan sepanjang hidupnya.
Membuatnya snagat menderita dan menangis ketika ia teringat.
Bukan hanya ketika teringat, nyatanya tidak akan pernah bisa ia lupakan meski ia berusaha, sangat berusaha keras seperti orang gila agar bisa melupakannya.
Kesempurnaan yang termaafkan ini menyudutkannya sampai ke ujung jurang hidupnya. Membuatnya sempat berfikir jika mati adalah jalan terbaiknya.
Namun ia tahu, jika kematian tidak akan menyekesaikannya. Ia akan mati mendingin, kaku, dan terbujur sendirian penuh penyesalan.
Ia tidak mau mati dengan cara itu.
Jika ada obat amnesia, ia ingin meminumnya. Ia ingin melupakan segala mimpi buruknya. Namun, adakah kekuatan manusia yang bisa menciptkan obat seperti itu tanpa efek berbahaya?
Rin bersyukur akan nikmat yang Tuhan berikan kepadanya. Itu lebih dari sangat cukup.
Namun, ada sisi lain dari dirinya yang 'menyesal' karena sudah dilahirkan dalam kesempurnaan.
***
Rin membuka matanya perlahan, lampu kamarnya terlihat menyilaukan. Ia melirik jam yang ada di meja dekat ranjangnya. Jam setengah tujuh.
Tidak pas, lebih tujuh menit, tiga dua detik.
Bingung?
Rin bangun jam 06:37:32!
Di kaca jam itu ada secarik kertas dengan tulisan: ini bukan mimpi!
Ia lantas mengacak-acak rambutnya.
Frustasi!!!
Sungguh frustasi. Ia bangkit dari ranjangnya. Menyibak asal selimutnya lalu menyambar handuk dan bergegas ke kamar mandi. Ia memandangi wajahnya di cermin kamar mandi.
Sangat buruk, seperti orang gila baru. Rambut acak-acakkan, mata panda, wajahnya agak pucat. Lagi, ia kembali melihat secarik kertas dengan tulisan: ini bukan mimpi yang di tempel di cermin kamar mandi.
Benar, ini bukan mimpi.
INI KENYATAAN YANG TAK TERBABTAHKAN!
SANGAT HAKIKI!
Ia tak perlu menampar pipinya atau mencubit kulitnya untuk menyadarkan diri dari kisah kemarin malam yang SANGAT INGIN IA ANGGAP JIKA ITU HANYALAH MIMPI BELAKA!
Semua itu adalah NYATA!
INI BUKAN MIMPI, RIN!
KEMARIN MALAM, KAU DAN KEI berpura-pura menjadi sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta datang menemui orang tua masing-masing untuk menolak perjodohan. Tapi, karena indahnya jebakkan batman, kalian justru mendapatkan RESTU dan sudah disetujui untuk MENIKAH! Ternyata, orang yang akan dijodohkan dengan kalian tak lain dan tak bukan adalah diri kalian sendiri!
Jebakkan batman itu membuat kalian yang polos dan tengil seperti kehilangan nyawa, membuat kalian harus menjalani kisah ini dengan awal yang konyol dan penuh kepalsuan.
Memaksa untuk memasang topeng 'penurut' layaknya anak manis yang patuh kepada orang tuannya. Aiiishhhh, manisnya... Begitulah, anak yang berbakti pada orang tuanya...
Memaksa diri untuk mau tidak mau menjalani kisah jebakan batman ini agar lanjut ke depannya.
Ingin hati menolaknya. Tapi sangat tidak memungkinkan.
Tidak mungkin bagi Rin untuk membatalkan semuanya dan mengakui hubungannya dengan Kei adalah kepura-puraan saja.
Orang tuanya dan orang tua Kei pasti akan sangat kecewa karena ia sudah berani berbohong.
Orang tuanya pasti akan lebih kecewa padanya karena sikapnya yang seperti ini.
Rin sadar jika ia susah banyak melakukan kesalahan sehingga membuat orang tuanya khawatir. Sesuatu yang terjadi di New York bukanlah hal kecil yang dapat dengan mudah terlupakan. Peristiwa itu mengubah segala hal dalam hidup Rin. Membuat orang tua dan keluarganya memagari dirinya dengan pagar yang sangat tinggi. Membuatnya harus memikirkan setiap tindakkan yang ia ambil untuk ke depannya.
Tapi apa ini?
Ia bahkan dengan sangat sadar membohongi orang tuannya.
Kenapa ia tidak memikirkan konsekuensinya?
Ia memikirkannya. Sungguh. Rin sangat memikirkannya! Tapi ancaman video laknat dan super nista dari Kei itu membuatnya tak berdaya. Ia harus tunduk pada Kei sampai ia mendapatkan rekaman video itu.
Pertanyaannya, sampai kapan ia akan menjalin hubungan palsu dengan Kei?
Kapankah ia akan mendapatkan kembali masa bebasnya tanpa ada gangguan dari Kei?
Bisakah ia mendapatkan video nista itu dari Kei dan melenyapkannya dari muka bumi ini?
Siaaal...
Kei itu sangat jenius. Rin yakin jika Kei juga sudah membuat banyak Coppyan video itu di banyak ruang penyimpanan. Jika sudah seperti itu, mungkinkah ia bisa melenyapkan video nisya itu?
Adakah kesempatan buatnya?
Sepertinya tidak ya?
Dan sepertinya juga ia harus rela menjalin hubungan settingan dengan Kei untuk jangka waktu yang tak ditentukan.
Demi kedua keluarga juga sih.