Wajah kecilnya terbaring di pundak Teguh, dan dalam sekejap, kehangatan memenuhi seluruh tubuhnya. "Teguh, ada apa denganmu?" Dia bertanya dengan suara rendah.
Dia tidak menjawab, dia hanya memeluknya lebih erat, wajahnya terkubur di leher kecilnya yang hangat. Butuh waktu lama sebelum dia berkata, "Mengapa kamu tidak makan?"
Dia dengan sangat patuh berkata, "Saya ingin menunggu anda untuk makan bersama."
Lengan kecil ramping melingkari pinggangnya yang halus dan memeluk erat. Dia menundukkan kepalanya, mencari mulut kecilnya, dan mencium dalam dalam. Dia bersenandung lembut, tangan kecilnya mencengkeram kemejanya erat erat, dan seluruh tubuhnya lembut di pelukannya seperti air. Bibir dan lidah saling bertentangan satu sama lain, yang tidak bisa diucapkan dan tertinggal.