(pesta pernikahan)
Setiap wanita pasti selalu menginginkan sebuah pesta pernikahan yang di impikan bersama dengan calon pasangan hidupnya untuk menjalankan masa depan dengan membangun sebuah hubungan rumah tangga yang harmonis dan langgeng sampai maut memisahkan. Selalu berharap pasangan hidupnya kelak mau memahami dan mengerti tentang kisah masa lalu yang suram yang akan aku bagikan kepada kalian semua. Sebelum aku memutuskan untuk menikah dengan seseorang yang berhasil membuat hatiku luluh lantah dengan sikapnya yang sangat di dambakan oleh kebanyakan wanita di luar sana.Kejadian yang menurut aku sangat membuat aku trauma akan kehidupan yang amat aku benci dari dahulu kala yaitu pembullyan.
Dari zaman sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama aku selalu jadi bahan pembullyan karena tubuhku yang besar seperti gajah.Walaupun badan ku tak sebesar gajah seperti apa yang mereka hina terhadap ku. Semua teman satu ruangan ku dulu tak pernah menganggap aku sebagai teman atau manusia. Mereka selalu menghina fisik ku yang terlihat berbeda dari kebanyakan wanita di sekolah. Sampai setiap hari aku selalu kena pembullyan mereka dengan mengolok aku setiap guru tak masuk dalam mata pelajaran maupun saat jam istirahat. Selalu mereka menghina aku karena aku selalu diam dan pasrah ketika semuanya bertindak sesuka hati mereka. Sampai ketika aku udah jera dan berada di posisi titik jenuh. Aku berusaha untuk mengakhiri hidup ku dengan menjatuhkan diri atap sekolah. Saat aku ingin melompatkan diri. Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku. Dan aku menangis histeris karena tak kuasa menahan rasa sakit dan kecewa dengan perlakuan teman satu ruangan.
" Hei,kamu! Ngapain bunuh diri" ujar seorang laki-laki yang dari tadi berada di atap sekolah yang tidak aku kenal sosoknya.
" Kamu kenapa menghalangi aku untuk bunuh diri?" ujarku sambil histeris menangis.
" Bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah kamu" ujarnya sambil menolongku untuk bangkit.
" Aku sudah lelah karena tiap hari aku selalu di bully dengan semua teman sekelas ku karena masalah fisik ku yang berbeda dari kebanyakan wanita di kelasku" ujarku sambil mengusap air mataku.
" Kamu harus berubah. Dan buktikan kepada mereka bahwa kamu tidak pantas untuk mereka bully" ujarnya sambil menatap ku kasihan.
" Mulut bisa jadi berkata seperti itu karena kamu tidak mengalami hal yang telah aku alami" ujarku membela diri.
"Aku tahu apa yang telah di perbuat teman sekelasmu. Dan aku pun tau juga penyebab permasalahan nya karena kamu pintar di kelas jadi mereka mencari kelemahan dalam diri kamu agar kamu jatuh dan tidak menjadi yang terbaik di dalam kelasmu" ujarnya sambil memberikan sebotol jus alpukat kesukaanku.
" Memangnya kamu siapa? Bisa tau masalah yang aku alami? tanyaku sambil meminum sebotol jus darinya.
" Oh ya. maaf aku belum memperkenalkan diri. Namaku Gatot Adi Julianto. Biasa manggil aku Gatot." ujar Gatot sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
" Aku Meyrizka Nana Fauziah. Biasa mereka memanggilku Nana" ujarku sambil tersenyum.
Itu adalah awal pertemuan aku dengan Gatot.Teman laki-laki pertama yang aku kenal di sekolah menengah pertama. Semenjak itu dia yang selalu menemani ku dalamm suka dan duka. Serta melatih aku untuk jadi wanita kuat dan pantang menyerah. Serta membuat aku berpikiran positif dalam menjalankan hidup yang sangat kejam ini. Waktu terus berjalan. Karena kesabaran dan kegigihan Gatot dalam melatih aku. Akhirnya tubuh ku berubah tak seperti gajah lagi. Yang dahulu mereka hina bak aku seperti itik buruk rupa. Kini aku menjelma seperti angsa cantik nan indah di pandang. Karena ucapan Gatotlah aku bisa jadi orang yang berbeda kini. Semua teman sekelas ku yang wanita kini tambah kesal dan iri dengan perubahan dalam diriku. Dan yang laki-laki kini mulai tak membully ku lagi. Malah mereka yang kini bertekuk lutut di hadapan ku. Butuh waktu hampir 1 tahun aku diet dan olahraga mengikuti instruksi dari Gatot. Secara tubuh Gatot profesional banget bak atlet olimpiade Nasional. Dan memang kenyataannya Gatot menjadi atlet profesional badminton juga menjadi salah satu murid perwakilan sekolah yang membanggakan. Itupun aku tahu hal itu dari majalah dinding sekolah dan majalah tiap bulan sekolah yang selalu di bagikan. Ah betapa bodohnya aku bila ingat dahulu pernah berusaha untuk bunuh diri karena dari SD sampai SMP kelas 3 aku selalu lemah bila terjadi pembullyan. Aku bersyukur banget bisa kenal dengan Gatot. Mungkin semua itu udah jadi rencana Allah agar aku tak menyerah akan menjalani hidup yang amat suram bagiku kini aku menuai buah manis yang aku dapatkan dari semua buah kesabaran dan ketekunan aku dalam konsisten untuk mengubah pola pikir juga pola hidup yang buruk menurut Gatot dan orangtuaku. Betapa bahagianya juga kedua orangtuaku saat melihat perubahan fisik yang kini aku alami.Aku tak di panggil gajah lagi. Aku tak di bully si buruk rupa lagi. Dan ini jadi awal aku menjadi pusat perhatian di sekolah. Bukan hanya wajah dan tubuh yang indah saja. Tetapi juga karena di lengkapi dengan otak yang cerdas menunjukkan aku jauh lebih depan dan teratas dari semua cewek sekelasku. Namun itu juga membuat aku jadi pribadi yang berbeda kini karena rasa sakit hatiku yang mendalam. Aku menjadi tak terkendali untuk membalas dendam kepada semua wanita di kelasku. Aku ingin mereka merasakan apa yang telah aku alami. Dan ingin mereka merasakan bagaimana bila mereka juga seperti aku yang selalu jadi korban pembullyan. Meski Gatot melarang aku untuk membalas dendam. Tapi menghiraukan ucapan nya. Dan tetap pada pendirian ku untuk memberikan pelajaran kepada semua teman sekelas ku. Agar lebih menjaga lisan dan sikap.Dan pembalasan dendam aku berawal saat aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Aku masuk sekolah favorit dan terbaik di daerah tempat tinggal aku masuk bersama dengan Gatot pula. Dan sebagian dari teman sekelas ku dahulu berbeda sekolah namun tak jauh dari sekolah yang aku tempati untuk menuntut ilmu. Saat masuk SMA Harapan Jaya aku di tunjuk untuk masuk OSIS bersama dengan Gatot. Kami berdua memang tak pernah terpisahkan. Meski satu sekolah tapi kini jarang ketemu karena sibuk dengan ekstrakurikuler masing-masing.Tapi komunikasi terus berjalan. Kadang setiap aku kangen dengannya aku selalu menemani dia ekskull badminton. Sebaliknya juga begitu saat Gatot ada waktu luang selalu menemani aku ekskull taekwondo. Makanya tak jarang siswa di sekolah menganggap kami sepasang kekasih karena sering sekali menemani ekskull. Kami pun tak menghiraukan ucapan mereka semua. Dan kamipun berprinsip untuk tidak mengubah pertemanan menjadi cinta. Karena kebanyakan bila dari teman menjadi cinta akan merusak hubungan yang akrab menjadi jauh. Dan aku tidak ingin hal itu terjadi pada kami. Karena aku tidak mau kehilangan teman terbaik aku. Yang selalu mendukung setiap aktivitas ku dan memberikan semangat penuh saat aku sedih dan senang. Pokoknya Gatot ia the best dari laki-laki yang aku kenal selama ini.