Ada tiga nyonya di istana ini. Nyonya pertama adalah Rea, beliau memiliki putra bernama Arkana ( tuan muda kedua Emerald ) : memiliki wajah yang tegas dan ambisius, lalu Azura, wanita cantik dan kejam, memiliki kemiripan sifat dengan ibunda nya.
Nyonya kedua adalah Ivanka, pebisnis handal di negara Emerald. Itulah alasan kenapa tuan besar terdahulu menikahinya. Ia memiliki dua anak bernama Isfan dan Topaz.
Sedangkan nyonya ketiga adalah Riana, merupakan adik tuan besar Istana Emerald. Ia menikah dengan Aaron yang merupakan kepala divisi penyelidikan selama tujuh tahun. Namun dua tahun yang lalu Aaron dinyatakan gugur dalam sebuah misi Istana Emerald. Meninggalkan Riana yang sedang mengandung dan putri kecilnya, Alika.
Seluruh darah istana tersebut sedang sarapan bersama. Bukan sarapan hangat seperti layaknya keluarga melainkan sarapan penuh ketegangan. "Aku mendengar ada kasus pencurian lagi di gudang stroberi tadi malam." Suara Nyonya Rea memecahkan keheningan. Kebanyakan dari mereka saling berpandangan sementara Radley terlihat tidak peduli.
"Arkana, kau tahu? Ayahmu dulu sangat dicintai dan dihormati rakyatnya. Tidak mungkin dari mereka berani mencuri barang-barang istana."
"stroberi itu juga milik rakyat, mereka tidak mencurinya." Celetuk Topaz. Ternyata para pengawal berhasil membawanya ke meja makan.
Nyonya Rea menatap tajam anak laki-laki itu. Kemudian melihat Ivanka yang juga tidak peduli. Ia tidak pernah bisa bekerja sama dengan ibu dan anak itu.
"Tuan muda? Anda tidak memiliki pendapat dalam kasus ini?" Nyonya Rea langsung melancarkan ~peluru~nya. "akan sangat memalukan jika para pasukan dibawah kepemimpinan mu tidak bisa menangani kasus ini dengan efisien." Ia memberi isyarat pada Azura. Azura menghela napas pendek. "Musim hujan juga akan segera tiba. Kita tidak memiliki banyak waktu." Azura menambahkan.
"Moish. C bisa mengalami kerugian jika kita tidak dapat ekspor Stroberi tepat waktu. Bagaimana kita bisa menghadapi para tetua dan..."
"Kami sudah menangkap para pencuri yang menerobos gudang stroberi tadi malam, nyonya!" Stevan yang berdiri di belakang tempat duduk menyela.
"Appaaaaa???" Nyonya Rea tidak mampu menutupi keterkejutannya. "tidak mungkin."
"saat ini pihak kepolisian sedang menginterogasi pencuri itu." Lanjut Stevan.
"Radley, kau..." Rea berdiri. "bagaimana kau bisa melibatkan polisi dalam masalah ini."
Radley menangkupkan telapak tangannya sementara kedua sikunya menempel di meja makan.
"Kami sedang menjalankan misi dengan efisien, Ibunda." Radley melirik Arkana yang sedikit gemetar ketika meminum segelas air putih. "Dengan bantuan polisi kita akan segera tahu siapa yang tidak mencintai dan menghormati hukum di Istana Emerald." Radley berdiri,
"Maaf, saya harus segera bertemu dan menjelaskan kepada para tetua. Lanjutkan sarapan kalian."
"Tunggu Radley..."
Pria itu tidak mendengarkan. Ia berjalan pergi meninggalkan ruang makan.
Brakkkk, Rea menggebrak meja makan hingga menimbulkan kekacauan pada hidangan di hadapannya.
"Alika, kamu mau sayur?" Riana mencoba mengalihkan perhatian anak-anaknya.
"Tidak."
"Cleo, kamu mau sayur...?"
"Tidak."
"Isfan, kamu sudah mendapatkan kartu masuk LOA Fair?"
"sudah,"
"serahkan padaku. Aku harus berangkat siang ini..."
"Radley memintanya sebelum sarapan."
Azura melongo, "dan kamu memberikannya?"
"Tentu saja. Aku malas berdebat dengannya."
"Radleeyyyyyy..." teriak Azura kesal. Ia tidak mempedulikan tatapan terkejut para penghuni meja makan. Berandalan itu....
***
Radley menuruni anak tangga keluar Istana, Stevan mengikuti dibelakangnya bersama beberapa pengawal.
"Tiga puluh menit lagi kita akan bertemu dengan para tetua. Pukul sepuluh anda memiliki janji dengan para petani teh di Emerald bagian Utara dan siangnya memiliki janji makan siang bersama para investor." Stevan bekerja dengan profesional sembari mengikuti langkah kaki Radley.
"Kapan kita akan ke bandara?"
"Pukul 14.45."
Radley mengangguk. Ia masuk ke dalam mobil hitam yang telah menantinya. Memulai hari seperti biasanya. Ia tidak pernah memiliki waktu untuk bersantai. Namun baginya situasi ini lebih baik daripada terjebak dalam kesunyian dan mimpi buruk.
Mentari belum terlalu terang, dan jalanan pegunungan masih penuh dengan kabut. Radley meninggalkan area Istana, memandang lurus ke depan dengan pandangan nanar.
.
.
.
"Saya telah menemukannya," ujar Isfan sembari melihat Stevan yang berbincang dengan kepala pelayan.
"katakan,"
"Shifani. 26 tahun. Supermodel. Berasal dan masih tinggal di Country A. Lokasi nanti malam, pukul 21.40- di acara LOA fair."
"Kamu yakin?"
Isfan mengangguk. Radley berdiri dan mengancingkan jasnya bersiap untuk keluar dari ruang kerjanya. "Cari cara agar aku bisa bertemu dengannya. Dan jangan sampai seluruh anggota Istana tahu kita akan pergi ke Country A."
"Mengerti."
.
.
.
Ia memejamkan mata dengan bertopang dagu pada kaca jendela mobil. Merasakan semilir angin pagi untuk menghilangkan rasa penat. Pagi, ingin kugapai secercah harapan di antara keping-keping hatiku yang telah hancur. Dengannya. Aku tidak ingin sendiri lagi.
***
Ada legenda yang diketahui oleh seluruh rakyat Emerald namun tidak ada yang berani untuk membicarakannya. Tuan besar memiliki seorang adik laki-laki yang merupakan kakak kedua Riana. Dahulu, dia bukanlah pria yang suka berada di istana. Dia suka berkelana dan bergaul dengan suku pedalaman yang bahkan belum berhasil dijamah oleh pasukan istana. Sudah sangat sering para tetua dan tuan besar mengingatkannya akan setatus dan tanggung jawab sebagai tuan muda, namun sikapnya tidak pernah berubah. Hal tersebut membuat mereka sering berdebat bahkan beradu pedang. Namun setelah mereka kelelahan mereka akan berbaikan kembali.
Hingga suatu malam terjadi perkelahian besar. Adik tuan muda menyerang istana seusai dia mengalahkan para preman yang menguasai salah satu desa di pegunungan bersama pasukan kecilnya. sampai sekarang tidak ada yang tahu apa yang membuatnya begitu marah. Perkelahian kakak adik itu tidak terbendung lagi. Mereka tidak saling menyayat daging saudaranya, mereka saling menyayat hubungan darah kakak dan adik.
Sang adik kalah dalam adu pedang, ia terluka sangat parah dan darah segar mengalir diseluruh tubuhnya. Pasukan kecil yang masih setia membawanya kabur dari istana.
"Mulai sekarang, aku umumkan bahwa Tuan Muda Chaiden adalah pengkhianat dan buronan Istana Emerald. Siapapun yang membantunya berarti dia juga pengkhianat Emerald."
Konon ceritanya, sekarang ia menjadi hantu di rawa daerah larangan pegunungan Emerald selatan. Ia bersumpah akan menghancurkan seluruh keturunan Istana Emerald.
"Shifani. 26 tahun. Supermodel. Berasal dan masih tinggal di Country A. Lokasi nanti malam, pukul 21.40- di acara LOA fair."
Seorang pria tinggi besar beranjak dari kursi goyangnya dan melakukan ~stretching~, "ahhhhh, sudah lama aku tidak berolahraga." Ia berjalan dengan terpincang-pincang mendekati jendela besar di samping kursi goyang. Pandangannya menjadi serius. "siapkan semuanya, aku rindu dengan keponakanku!"
"Mengerti,"