Malam hari setelah Shena tidak sengaja bertemu dengan Dean di parkiran membuat Shena terus memikirkan kata-kata yang diucapkan Dean. Selain kalimat terakhir yang Dean ucapkan, Shena rasa apa yang dikatakan Dean sepenuhnya benar. Tidak sepantasnya Shena menyuruh orang lain meminta maaf atas kesalahannya, sedangkan Shena sendiri belum mampu meminta maaf atas kesalahan yang sudah ia perbuat.
"Bodoh," kata Shena terlihat meletakkan kuas yang tadinya ia pegang ke atas pallet yang berisi cat dengan berbagai warna.
"Kenapa harus Dean?" tanya Shena. "Kenapa harus Dean lagi yang Shena lukis?"
Shena memperhatikan hasil lukisannya yang kembali menggambarkan wajah Dean. Padahal ia tidak memiliki niat sama sekali untuk melukis laki-laki tersebut.
"Huhh. Memang seharusnya Shena meminta maaf pada Dean. Tapi bagaimana caranya?" tanya Shena pada dirinya sendiri.