Winda perlahan membuka mata dan melihat ruangan yang sedang di tempatinya sambil mengucek kedua mata.
"Gue di mana?" Tangannya memegang sisi kepala. Cewek itu susah untuk beringsut duduk. Tidak ada yang menemaninya, dia sendiri di satu ruangan yang begitu terang oleh cahaya.
Kenapa kepalanya begitu pening dan sakit? Apa yang sudah terjadi? Kenapa dia bisa lupa kejadian yang sudah menimpanya hingga tertidur cukup lama? Winda harus bertanya pada siapa jika tidak ada satu orang 'pun yang menjaganya di sana? Saat ini kakinya juga sangat lemas dan tidak bisa bergerak walau sedikit saja.
Sebenarnya Winda itu kenapa? Siapa yang sudah membuatnya menjadi seperti itu? Tidak ada yang menemani juga, memangnya tidak ada yang peduli? Dimana adiknya? Apa tidak tahu dengan keadaan sang Kakak? Semuanya jahat dan tega.
Tidak ada lagi yang memperdulikannya.
"Akhirnya lo sadar juga."