"Freya minta maaf sedalam-dalamnya, om, tante." Freya membawa Richo ke rumah cowok itu dalam keadaan sudah terbaring lemah, dia meminta Papa Richo yang menggendong Richo sampai kamarnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa benci kamu terhadap Richo masih sama?"
Freya berkedip. Kenapa seakan ada ribuan panah yang menghantam hatinya? Padahal Freya sekarang mengkhawatirkan keadaan Richo yang masih belum sadar setelah dua jam. Kenapa dia merasa bersalah atas apa yang sudah dia lakukan? seharusnya Freya tinggalkan saja Richo di dalam mobilnya dengan keadaan sekarat seperti tadi. Tapi, Freya masih mempunyai hati nurani, dia juga tidak tegaan walaupun dia tidak menyukai Richo.
"Ma! Udah, jangan terus menuduh, Freya."
Cewek itu sedikit menunduk dan tersenyum getir. "Ini semua emang salah, Freya. Ga seharusnya Richo alami ini."