"Kamu tahu alasan yang buat aku semakin terus ngejar kamu itu apa?" tanya Richo melirik Freya duduk di sampingnya yang sedang menyetir.
Freya diam, dia tidak memperdulikan. Richo sudah di anggap orang gila karena terus berbicara seorang diri. Freya memang tega tidak menganggap setiap ucapan Richo yang sudah terlontar. Cewek itu hanya menatap datar ke arah depan saja tanpa menengok kanan ataupun kiri, mungkin jika orang melihat Freya itu seperti patung tanpa ekspresi di wajahnya.
"Freya, mana janji lo waktu lo kalah? Lo masih ada perjanjian sama gue sampai kelulusan." Kata Richo mengingatkan, cewek itu apa akan ingkar?
Freya menghela napas, "Bukan berarti se enak lo bisa atur gue! mulut lo selalu tebar pesona."