"Cum! Cum with me!" ucap Vincent dengan suara mendesis.
Gadis di bawahnya melenguh, punggungnya melengkung indah, wajahnya melukiskan kebebasan. Vincent juga membiarkan ketegangan di bawah sana terlepas. Cairan mereka mengotori coverbed merah hati satu-satunya ranjang yang mereka tempati sekarang.
Ia lega, otaknya bekerja keras mengumpulkan konsentrasi. Tangannya menelusuri pelipis gadisnya yang penuh dengan rambut berkeringat. Gadis itu juga terengah-engah, senyum puas terukir di wajahnya.
"Terima kasih, Tuan," gumamnya.
Vincent membungkuk mengecup dahinya, bibir dan ujung lidahnya menelusuri wajahnya, bergerak turun ke badan depannya lalu berbelok dan berhenti di dada kanan gadis itu. Tangannya melepas satu persatu simpul di pergelangan tangan gadisnya. Gerakan bibir dan ujung lidahnya pun berganti mengabsen dada kirinya.